UE Tegaskan Tak Pernah Berikan Sanksi terhadap Produk Pangan dan Pupuk Rusia

Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan, Josep Borrell, menegaskan bahwa sanksi yang diberikan Barat kepada Rusia tidak pernah dan tidak akan pernah berisi pembatasan secara langsung terhadap ekspor pupuk dan pangan – termasuk pembayarannya.
Ia menggarisbawahi bahwa paket sanksi baru terhadap Rusia yang disepakati oleh para menteri luar negeri kali ini merupakan versi perbaikan dari paket sanksi Rusia yang telah berlaku sebelumnya.
Borrell juga menegaskan bahwa sejak awal sanksi Rusia diberlakukan, pembatasan ekspor produk pangan dan pupuk serta pembayarannya tidak pernah masuk ke dalam paket sanksi tersebut.
“Jika ada kepatuhan yang berlebihan, jika ada penghindaran pasar oleh beberapa pelaku ekonomi dan keuangan, kami mencoba menjelaskan kepada mereka bahwa tidak ada dalam tindakan pembatasan kami yang mencegah (mereka) mengekspor dan membayar produk makanan dan pupuk,” tegas Borrell, dikutip dari TASS.

Terkait krisis pangan global yang terjadi saat ini, Borrell mewakili Uni Eropa menganggap semua itu terjadi akibat terhambatnya ekspor produk pertanian Ukraina dari pelabuhan yang diblokade oleh militer Rusia.
Borrell juga menyatakan harapannya agar proses negosiasi terkait ekspor pangan dari Laut Hitam antara Rusia, Ukraina, dan Turki di Istanbul dapat mencapai sebuah kesepakatan.
Sedangkan di sisi lain, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov kerap menegaskan bahwa krisis pangan global sudah muncul sejak pandemi COVID-19 melanda dunia — jauh sebelum dimulainya operasi militer khusus Rusia di Ukraina.
Namun, menurut Lavrov, situasi pangan global diperburuk dengan kesalahan perhitungan Barat dan sanksi-sanksi yang dilontarkan terhadap Negeri Beruang Merah itu sendiri yang telah mengganggu keseimbangan rantai pasokan makanan dunia.