UGM akan Miliki Pura, Gereja, dan Rumah Ibadah Konghucu

13 Mei 2023 2:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kampus UGM. Foto: Reezky Pradata/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kampus UGM. Foto: Reezky Pradata/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Universitas Gadjah Mada (UGM) akan memiliki pura. Rumah ibadah umat Hindu itu tengah dibangun bersama rumah ibadah lain yaitu Kristen, Katolik, Buddha, hingga Konghucu.
ADVERTISEMENT
Kawasan kerohanian ini berada di lingkungan kampus tepatnya di Kompleks Perumahan Sekip Blok N dengan luas hampir 5 ribu meter persegi.
"Jadi ini berita bagus sekali UGM membangun fasilitas kerohanian itu. Jadi di satu kawasan semua tempat beribadah untuk umat beragama," kata Panitia Pembangunan Kawasan Kerohanian UGM I Made Andi Arsana dihubungi kumparan, Jumat (12/5).
Dosen Teknik Geodesi ini mengatakan pembangunan kawasan kerohanian ini akan melengkapi fasilitas agama di UGM sebelumnya yaitu Masjid UGM dan Mardliyyah Islamic Center.
Andi mengatakan pada 21 Mei 2022 silam peletakan batu pertama sebagai penanda pembangunan dilakukan Rektor UGM saat itu Panut Mulyono.
"Terus yang menarik menurut saya itu gini UGM meng-cover pembiayaan untuk bagian utama pembangunan rumah ibadah itu seperti pura gereja dan lain-lain, tapi juga memberi semacam rasa memiliki yang kuat gitu sehingga masing-masing diberikan kebebasan untuk berekspresi," katanya.
ADVERTISEMENT
"Misalnya membuat seni ornamen di rumah ibadah masing-masing tentu saja dengan konsultasi dengan arsiteknya, dan tidak boleh tidak disetujui UGM agar harmoni," ujarnya.
Selain pendanaan dari UGM, masing-masing umat agama juga diperkenankan untuk menggali dana sendiri. Komunikasi di kepanitiaan pembangunan menurut Andi sangat bagus.
"Artinya kita merencanakan pura teman-teman yang dari nasrani juga melihat memberi masukan juga sehingga betul-betul satu kompleks itu harmoni bentuknya," jelasnya.

Kerukunan yang Lebih Kuat

Hal lebih penting dari pembangunan ini kata Andi adalah membangun pusat edukasi dengan bingkai spiritualitas. Kawasan kerohanian ini menjadi tempat diskusi baik agama sendiri hingga antar iman.
"Nanti di situ harapannya ada kajian-kajian diskusi yang tidak hanya dalam satu agama tapi antar agama harapannya nanti akan muncul kerukunan yang lebih kuat karena pemahaman yang lebih tinggi," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Semacam perjuangan yang sangat baik teman-teman antar agama dukungan bagus dari teman-teman muslim. Ketika peletakan batu pertama hadir semuanya," katanya.

Selesai November

Kawasan kerohanian ini direncanakan selesai November. Biaya yang digunakan di angka Rp 30 miliar. "Rencananya November. Rencananya akan peresmian," katanya.
Sementara penggunaan rumah ibadah ini ke depannya akan diserahkan ke masing-masing umat. "Kalau di Hindu kan kami punya ritual sembahyang bersama pada saat purnama atau bulan mati tilem itu menjadi tempat berkumpulnya civitas akademika untuk bersembahyang," pungkasnya.