UGM Pamerkan GeNose, Alat Deteksi Corona dari Embusan Napas

31 Agustus 2020 17:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Universitas Gadjah Mada Foto: Ig @ugm.yogyakarta
zoom-in-whitePerbesar
Universitas Gadjah Mada Foto: Ig @ugm.yogyakarta
ADVERTISEMENT
Universitas Gadjah Mada (UGM) 'memamerkan; sebuah alat yang diklaim mampu mendeteksi seseorang positif virus corona dengan cara sederhana di depan anggota dewan. Alat itu bernama GeNose. GeNose adalah singkatan dari Electronic-Nose. Menurut peneliti salah satu peneliti UGM Kuwat Triyana GeNose terbilang mutakhir ketimbang alat tes lainnya. Karena untuk mendeteksi seseorang terjangkit atau tidak, dengan Genose dapat dilakukan hanya dengan melalui hembusan napas.
ADVERTISEMENT
"Ada produk GeNose, alat deteksi cepat COVID dari embusan napas. Di dunia belum ada yang rilis. Kompetitor kami adalah Israel dan Amerika Serikat, semua berlomba untuk dapat approval," ujar dia dalam rapat bersama Komisi IX DPR RI, Senin (31/8).
Tak hanya dapat mendeteksi penderita virus COVID-19 hanya melalui napas, menurut dia, GeNose tersebut jelas dapat dimanfaatkan sebagai alat pendukung mitigasi bagi seseorang yang pernah tertular atau mengidap corona.
"GeNose inovasi, harapannya sensor untuk mendeteksi COVID ini bisa mereduksi kepentingan banyak untuk mendeteksi awal COVID dan juga untuk mitigasi risiko pasca COVID," kata dia.
Untuk menguji kapasitas alat tersebut, pihak UGM menyatakan, hal itu telah dilakukan dengan melakukan pengujian terhadap 600 sampel dengan tingkat akurasi mencapai 97 persen. Setelah pengujian selesai, diharapkan alat tersebut dapat diproduksi dan dimanfaatkan pada Oktober atau November 2020 mendatang.
ADVERTISEMENT
"GeNose sudah melalui tahap validasi terhadap 600-an sampel dan akurasi 97 persen, lalu berikutnya uji diagnostik, diharapkan segera masuk uji klinik dan mudah-mudahan kalau diakselerasi dan enggak ada kendala mudah-mudahan Oktober atau November bisa dipakai," ujar dia.
Tidak hanya dapat memudahkan pengetesan, GeNose itu diharapkan juga dapat membantu pemerintah untuk menghemat dana yang sejauh ini telah banyak dikeluarkan untuk memenuhi target rapid tes dan PCR tes.
Dia juga berharap pemerintah dapat membantu mereka khusus dalam proses produksi dari alat tersebut, mengingat kualitas dan sensitivitas alat yang terbilang baik.
"Ini akan menghemat budget negara bukan cuma untuk rapid dan PCR. Ini perbandingan untuk tes PCR. Jadi dalam tempo kurang dari 5 menit seseorang bisa terdeteksi apakah positif atau negatif sehingga dengan begitu ditangani dengan cara lebih baik. Kita juga akan menghemat anggaran untuk melakukan rapid dan PCR. Ini eksperimentasi bisa diakselerasi dalam waktu pendek," kata dia,
ADVERTISEMENT
"Yang kita butuhkan sekarang gimana kalau kami produksi kami harus fight untuk mendapatkan produksi dan ini akan di-adopt. Mudah-mudahan bisa berkontribusi dalam waktu yang relatif pendek untuk ini," ujar dia.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)