UGM Rencanakan PTM pada Pertengahan Oktober, Diutamakan Mahasiswa Baru

17 September 2021 20:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dua orang mahasiswi baru Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta mengikuti Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Opspek) secara daring di rumahnya di Kota Madiun, Jawa Timur, Senin (7/9). Foto: Siswowidodo/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Dua orang mahasiswi baru Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta mengikuti Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Opspek) secara daring di rumahnya di Kota Madiun, Jawa Timur, Senin (7/9). Foto: Siswowidodo/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Universitas Gadjah Mada (UGM) berencana menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) pada pertengahan Oktober mendatang. Hal itu sesuai dengan harapan Kemendikbudristek agar perguruan tinggi segera memulai PTM.
ADVERTISEMENT
"UGM sendiri karena saat ini semester sudah berjalan 5 minggu, akan kita evaluasi setelah ujian tengah semester. Pada pertengahan Oktober akan kita lihat, kita mulai untuk pembelajaran tatap muka," kata Rektor UGM Panut Mulyono di sela-sela pertemuan dengan Menhub di Graha Sabha Pramana UGM, Jumat (17/9).
Panut menjelaskan PTM akan dimulai dari mahasiswa semester baru, yaitu mahasiswa yang baru masuk kampus tahun kemarin dan tahun ini. Pasalnya, mereka selama ini belum pernah sekalipun masuk kampus.
"Mahasiswa UGM yang diterima tahun lalu sudah setahun lebih tidak ke kampus dan [mahasiswa] diterima tahun ini belum pernah ke kampus. Ini kita utamakan untuk memulai pembelajaran tatap muka," ujarnya.
Universitas Gadjah Mada (UGM) tetap menggelar upacara Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Foto: Dok. Humas UGM
UGM juga berterima kasih dengan Kemenhub karena diberikan kuota dosis vaksin tambahan. Harapannya mahasiswa bisa seluruhnya tervaksin.
ADVERTISEMENT
"Ini karena mempercepat jumlah dari mahasiswa-mahasiswi UGM yang mendapat vaksin sebagai syarat untuk mengikuti pembelajaran tatap muka," tegasnya.
Meskipun saat ini kuliah daring, Panut mengatakan PTM tetap masih diperlukan. Terlebih untuk pendidikan karakter mahasiswa.
"Kalau daring terus menerus barang kali dari sisi kelimuan bisa terpenuhi. Tapi pembentukan karakter dan attitude dan lain-lain bersifat sosial akan ada yang kurang. Padahal mereka nanti akan menjadi pemimpin di Indonesia," pungkasnya.