UII Berduka dan Kehilangan Sosok Artidjo Alkostar: Pak Ar Milik Bangsa

28 Februari 2021 18:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Artidjo Alkostar.
 Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Anggota Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Artidjo Alkostar. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Anggota Dewan Pengawas KPK, Artidjo Alkostar, meninggal dunia di Jakarta, Minggu (28/2). Artidjo Alkostar yang juga eks hakim agung mengembuskan napas terakhirnya pada usia 72 tahun karena sakit jantung.
ADVERTISEMENT
Universitas Islam Indonesia (UII) ikut berduka usai kehilangan salah satu dosen terbaiknya.
"Kami keluarga besar Universitas Islam Indonesia berbelasungkawa yang sedalam-dalamnya, ini adalah kehilangan besar bagi kami," kata Rektor UII Fathul Wahid, Minggu (28/2).
Pak Ar sapaan akrab Artidjo, menurut Fathul merupakan sosok teladan bagi banyak orang. Tidak hanya pada insan UII, tapi masyarakat seluruh Indonesia.
"Pak Ar terlalu kecil kalau hanya dibingkai dengan UII, Pak Ar sudah milik bangsa ini," ucap Fathul.
Rektor UII Fathul Wahid. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Seperti yang dikenal banyak orang tentang sosok Pak Ar, Fathul bersaksi bahwa Pak Ar adalah orang yang teguh menjaga integritasnya hingga akhir hayat.
"Rekam jejak beliau Insyaallah membuktikan bahwa sampai akhir hayat beliau teguh menjaga integritas dan itu nampaknya sulit mencari penggantinya," tegas dia.
ADVERTISEMENT
Selain itu dalam setiap pertemuan, Pak Ar tak lupa selalu mengingatkan setiap orang untuk menjaga integritas.
"Beliau seringkali menggunakan bahasa sukma, akal sehat. Itu harus dijaga jangan sampai hilang. Itu nanti kaitannya dengan kejujuran, keadilan, dan lain-lain," kata Fathul.
Anggota Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Artidjo Alkostar. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Hingga akhir hayat, Fathul menuturkan Pak Ar masih mengajar magister dan doktor di Fakultas Hukum UII. Meski, dirinya juga harus membagi waktu dengan tugas-tugas lainnya.
"Pak Ar Tampaknya masih membantu mengajar di magister doktor. Tapi sudah sangat terbatas karena kesibukan beliau di Jakarta sebagai penasihat KPK. Tapi beliau kalau mengajar luar biasa dedikasinya. Dan semuanya yang pernah diajar tampaknya berpendapat sama lah," katanya.
Suasana rumah Anggota Dewan Pengawas KPK yang juga eks hakim agung, Artidjo Alkostar. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Sementara keponakan Artidjo, Suryati, mengatakan bahwa jenazah pamannya akan dimakamkan di kampung halamannya di Situbondo, Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
"Besok pagi mungkin pemakamannya di Situbondo dimakamkan," kata Suryati ditemui di rumah Artidjo di Perumahan Sidoarum, Godean, Kabupaten Sleman.
Artidjo memang dikenal dekat dengan keluarganya termasuk dengan keponak-ponakannya. Banyak keponakan yang ikut dengan Artidjo.
"Dulu di sini semua, sekolah di sini. Saya ikut beliau sejak SMP tahun 1988," kata Suryati.
Selama bertugas di KPK, Artidjo diketahui memang tengah fokus di Jakarta. Januari dia sempat akan pulang karena ada rapat di Badan Wakaf (UII). Namun karena pandemi COVID-19, rapat dibatalkan.
"Beliau setahun ini tidak pernah pulang. Katanya dewan pengawas baru dan tugasnya banyak," ujarnya.
"UII masih ngajar tapi karena pandemi online. Ini ada beberapa tugas mahasiswa S2 belum dikoreksi. Januari mau pulang tapi rapat Badan Wakaf tidak jadi. Kalau beliau pulang ya paling ngajar sama rapat di Badan Wakaf itu," tutup Suryati.
ADVERTISEMENT