Uitemate, Teknik Mengapung di Air Saat Kondisi Darurat

10 Januari 2017 10:40 WIB
comment
13
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Siswa di Jepang latihan Uitemate (Foto: SOCIETY OF WATER RESCUE AND SURVIVAL RESEARCH)
Kecelakaan di laut tak bisa diprediksi. Untuk itu langkah antisipatif seperti memakai pelampung, membawa barang secukupnya dan lain-lain harus diperhatikan. Bagaimana jika dalam keadaaan darurat, kapal karam misalnya?
ADVERTISEMENT
Bertahan hidup di tengah laut tak mudah, apalagi buat kamu yang tak bisa berenang. Untuk menjawab itu, sebenarnya salah satu profesor dari Universitas Teknologi Nagaoka Jepang Saito Hidetoshi menemukan cara untuk bertahan hidup di air pada tahun 2000. Teknik tersebut dikenal dengan istilah Uitemate.
Dikutip dari Japantimes.co.jp, awal ide penciptaan teknik ini pun sangat sederhana. Ide Saito dia dapat ketika melihat sepatu kets (sneakers) yang terbuat dari material yang sangat ringan dan begitu mudahnya mengambang di air.
Ia berpikir, bahwa mengapung adalah cara terbaik untuk bertahan hidup saat kondisi darurat di laut.Istilah Uitemate berasal dari 2 kata dalam Bahasa Jepang, yaitu; ‘Uite,’ yang berarti mengambang/mengapung, dan ‘Mate,’ yang berarti menunggu. Jadi secara harfiah Uitemate berarti mengapung dan menunggu (float and wait).
ADVERTISEMENT
Sebelum masuk ke pokok bahasan utama, ada baiknya kita mengetahui beberapa contoh nyata, sejauh mana teknik Uitemate ini bisa menyelamatkan nyawa seseorang.Salah satu insiden yang membuktikan keefektifan teknik Uitemate terjadi pada Maret 2011.
Saat itu Jepang dilanda gempa bumi yang mengakibatkan bencana Tsunami. Puluhan siswa dan guru pada sebuah sekolah dasar di Higashi-Matsushima, Prefektur Miyagi.
Namun, mereka rutin berlatih teknik Uitemate saat di sekolah sehingga pada saat kejadian, teknik yang telah dipelajari selama latihan, kemudian diterapkan. Di sekolah anak anak memang diajarkan teknik itu secara khusus. Dan, latihan itu pun berbuah mereka semua selamat dari bencana alam tersebut.
Mereka mengapung hingga pertolongan menghampiri mereka. 
Ilustrasi simulasi Uitemate (Foto: Rido Robby/kumparan)
Pada kebanyakan kasus, seseorang yang terjebak di perairan dalam, secara spontan akan mempertahankan dirinya pada posisi vertikal ( tegak lurus). Dengan kepala yang diusahakan sekuat tenaga, tetap berada di atas permukaan air. 
ADVERTISEMENT
Sementara seluruh tubuh lainnya, berada di bawah permukaan air, sambil terus menerus mengepakkan kaki dan tangan supaya tidak tenggelam.Sehebat-hebatnya seseorang berenang, mengambang di perairan dalam secara vertikal dengan kaki yang terus dikepakkan selama belasan jam, lama kelamaan pasti akan kelelahan kemudian tenggelam jika tidak segera mendapat pertolongan.
Mengapa bisa demikian? Karena cara ini juga membutuhkan tenaga yang sangat banyak.Terkait faktor penghematan dan upaya penyelamatan diri di perairan dalam, teknik yang ditemukan Profesor Saitoh terbilang sangat efektif.
Teknik temuannya itu tidak memerlukan banyak tenaga dan telah terbukti berhasil menyelamatkan nyawa demikian banyak orang.Teknik Uitemate yang diperkenalkan Profesor Hidetoshi cukup sederhana. Setidak-tidaknya ada 4 poin utama yang harus diperhatikan saat menggunakan teknik ini, yaitu:
ADVERTISEMENT
Pertama, untuk memastikan kalian bisa bernapas dengan tenang dan leluasa, angkat dagu tinggi-tinggi dan arahkan pandangan lurus ke atas.
Kedua, rentangkan tangan hingga keduanya sejajar secara horizontal
Ketiga, rentangkan kaki secukupnya. Jangan lebar-lebar, apalagi sampai sejajar horizontal. Ingat! Kalian sedang berusaha menyelamatkan diri. Bukan sedang cari sensasi. Dan, satu lagi. Pastikan untuk tidak melepaskan sepatu kalian.
Keempat, jika menemukan benda ringan yang bisa membantu kalian mengambang, segera gunakan. Letakkan di bagian perut dan peluk ringan.