Ukraina Akan Batasi Kelompok Agama yang Jalin Hubungan dengan Rusia

2 Desember 2022 17:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemimpin Gereja Ortodoks Rusia, Patriark Kirill. Foto: Dok. Orthochristianity
zoom-in-whitePerbesar
Pemimpin Gereja Ortodoks Rusia, Patriark Kirill. Foto: Dok. Orthochristianity
ADVERTISEMENT
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengumumkan akan memberlakukan pembatasan terhadap organisasi keagamaan di negaranya yang menjalin koneksi dengan Rusia pada Kamis (1/12).
ADVERTISEMENT
"Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional menginstruksikan pemerintah untuk mengusulkan RUU pelarangan kegiatan organisasi keagamaan di Ukraina yang berafiliasi dengan pusat-pusat pengaruh di Rusia," ujar Zelensky, dikutip dari AFP, Jumat (2/12).
"Pejabat keamanan nasional harus mengintensifkan langkah-langkah untuk mengidentifikasi dan menangkal kegiatan subversif dari dinas khusus Rusia di ruang keagamaan di Ukraina," lanjut dia.
Ukraina memerintahkan penyelidikan atas kegiatan cabang Gereja Ortodoks yang dalam sejarahnya terkait dengan Rusia. Penyelidikan ini akan menentukan apakah mereka berhak beroperasi di salah satu situs paling suci di Ukraina, yakni kompleks Pechersk Lavra di Kiev.
Pekan lalu, Dinas Keamanan Ukraina (SBU) telah memeriksa 850 orang dan menggeledah 350 bangunan milik Gereja Ortodoks.
Dikutip dari Reuters, pihaknya menemukan warga Rusia yang 'mencurigakan', sejumlah besar uang tunai, dan literatur pro-Rusia dalam penggerebekan di Pechersk Lavra.
ADVERTISEMENT
"Kita harus menciptakan kondisi sehingga tidak ada aktor yang bergantung pada negara agresor yang dapat memanipulasi Ukraina dan melemahkan Ukraina dari dalam," kata Zelensky.
Sejumlah orang berjalan keluar dari gereja Svyato-Troitsky selama kebaktian Paskah Ortodoks, di kota pelabuhan selatan Mariupol, Ukraina, Minggu (24/4/2022). Foto: Alexander Ermochenko/REUTERS
Umat Kristen Ortodoks merupakan mayoritas dari 43 juta penduduk Ukraina. Sejak runtuhnya Uni Soviet, persaingan berlangsung semakin ketat antara gereja yang terhubung dengan Rusia dan gereja independen yang diproklamasikan setelah kemerdekaan Ukraina.
Ukraina telah berada di bawah kepemimpinan spiritual Moskow setidaknya sejak abad ke-17. Tetapi, sebagian Gereja Ortodoks Ukraina memutus hubungan dengan Rusia pada 2019. Sebab, Rusia mencaplok Semenanjung Krimea dan mendukung separatis di Donbass.
Invasi lalu menyebabkan cabang Gereja Ortodoks Ukraina yang didukung Rusia memutus hubungan pula pada Mei.
Ini merupakan langkah bersejarah melawan otoritas spiritual Rusia. Tetapi, banyak orang tidak memercayai mereka dan menuduh bahwa mereka diam-diam bekerja sama dengan pemerintah Rusia.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Gereja Ortodoks di Rusia mendukung invasi ke Ukraina. Uskup Agung Kirill bahkan menyanjung Presiden Rusia, Vladimir Putin. Dia menyebut Putin menerima amanat dari Tuhan.
Komentar tersebut memicu kritik dari berbagai pihak.
Salah satunya adalah Paus Fransiskus yang melayangkan kritik implisit terhadap Kirill pada September.
"Tuhan damai. Dia membimbing kita selalu di jalan damai, tidak pernah di jalan perang," jelas Paus Fransiskus.