Ukraina dan Rusia Sepakat Gencatan Senjata di Laut dan Target Energi

26 Maret 2025 10:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebuah gedung lembaga pendidikan terbakar setelah serangan rudal Rusia, di tengah serangan Rusia ke Ukraina di Odesa, Ukraina (29/4/2024) Foto: SERGEY SMOLENTSEV/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Sebuah gedung lembaga pendidikan terbakar setelah serangan rudal Rusia, di tengah serangan Rusia ke Ukraina di Odesa, Ukraina (29/4/2024) Foto: SERGEY SMOLENTSEV/REUTERS
ADVERTISEMENT
Ukraina dan Rusia sepakat menghentikan serangan ke laut dan target energi. Kesepakatan dicapai secara terpisah lewat perantara Amerika Serikat (AS) pada Selasa (25/10).
ADVERTISEMENT
Dengan tercapai kesepakatan tersebut AS berencana meringankan sanksi terhadap Rusia, yang sebagian besar dijatuhkan terkait serangan Moskow ke Ukraina pada 2022 lalu.
Belum diketahui kapan penghentian serangan ke Laut Hitam dan target energi akan dimulai. Baik Laut Hitam dan target energi adalah sasaran serangan selama perang itu berlangsung.
Kapal penjelajah rudal berpemandu Angkatan Laut Rusia, Moskva, berlayar kembali ke pelabuhan setelah melacak kapal perang NATO di Laut Hitam, di pelabuhan Sevastopol, Krimea, 16 November 2021. Foto: Alexey Pavlisha/REUTERS
Sepanjang perang, Rusia kerap menyerang target energi Ukraina lewat drone dan rudal. Ukraina membalas dengan menyerang target minyak dan gas Rusia.
Sedangkan Laut Hitam sempat menjadi pusat pertempuran antara Rusia dan Ukraina. Tetapi, saat ini hanya sebagian kecil pertempuran antara dua pihak itu berlangsung di Laut Hitam.
Bahkan Rusia sudah menarik Angkatan Laut dari sebelah timur Laut Hitam. Langkah penarikan dilakukan akibat sejumlah serangan Ukraina berhasil memukul mundur Rusia.
ADVERTISEMENT
Peta wilayah perbatasan negara Rusia dan Ukraina. Foto: Asus/Shutterstock

Rusia dan Ukraina Saling Tuduh

Sementara itu, sesaat setelah kesepakatan, Kremlin langsung angkat bicara. Mereka menegaskan kesepakatan tidak akan terwujud sampai sanksi yang menargetkan bank dan sistem finansial Rusia dicabut.
Menlu Rusia Sergei Lavrov Foto: Media Center KTT ASEAN 2023/Zabur Karuru
Rusia kemudian mengaku skeptis Ukraina akan menaati kesepakatan gencatan senjata.
“Kami memerlukan jaminan yang jelas. Dan mengingat pengalaman menyedihkan dari perjanjian dengan Kiev, jaminan tersebut hanya dapat menjadi hasil perintah dari Washington kepada Zelensky dan timnya untuk melakukan satu hal dan tidak melakukan yang lain,” kata Menlu Rusia Sergei Lavrov seperti dikutip dari Reuters.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berbicara kepada prajurit Ukraina saat upacara memperingati Hari Kemerdekaan Ukraina, di Kyiv pada Kamis (24/8/2023). Foto: Sergei Chuzavkov/AFP
Adapun Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengingatkan Rusia bahwa mereka harus mematuhi gencatan senjata meski AS tidak memberikan keringanan sanksi.
Zelensky menuduh Rusia mencoba mengelabui gencatan senjata dengan meminta AS meringankan sanksi.
ADVERTISEMENT
“Mereka sudah berusaha untuk mendistorsi perjanjian dan, pada kenyataannya, menipu para perantara kita dan seluruh dunia,” ucap Zelensky.