Ukraina Klaim Telah Luncurkan Serangan Balasan: Berhasil Rebut 3 Desa di Donetsk

12 Juni 2023 12:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kehancuran di kota garis depan Bakhmut, di tengah serangan Rusia di Ukraina, di wilayah Donetsk, Ukraina. Foto: Angkatan Bersenjata Ukraina/via REUTES
zoom-in-whitePerbesar
Kehancuran di kota garis depan Bakhmut, di tengah serangan Rusia di Ukraina, di wilayah Donetsk, Ukraina. Foto: Angkatan Bersenjata Ukraina/via REUTES
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ukraina pada Minggu (11/6), melaporkan pasukannya telah berhasil merebut kembali tiga desa di Donetsk melalui serangkaian serangan balasan yang resmi dimulai. Ini merupakan pencapaian signifikan pertama yang dilaporkan dari serangan terbaru mereka.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari AFP, setelah penantian selama berbulan-bulan, Presiden Volodymyr Zelensky sehari sebelumnya mengkonfirmasi serangan balasan terhadap pasukan Rusia telah dimulai, pada Sabtu (10/6)
Sehari kemudian, pihaknya bergerak cepat dan mengumumkan perebutan kembali tiga desa. Bendera Ukraina tampak dikibarkan di wilayah tersebut. “Neskuchne di wilayah Donetsk sudah berada di bawah bendera Ukraina lagi,” lapor dinas penjaga perbatasan negara.
Sebelumnya di hari yang sama, tentara Ukraina mengatakan, pasukannya telah merebut Desa Blagodatne di dekatnya. Pasukan angkatan darat merilis sebuah video yang menunjukkan para prajurit mengibarkan bendera Ukraina di atas sebuah bangunan yang hancur.
Juru bicara militer Ukraina, Valeriy Shershen, dalam pernyataannya juga mengkonfirmasi hal itu.
Tentara Ukraina merayakan momen tahun baru di rumah peristirahatan militer di wilayah Donetsk, Ukraina, Sabtu (31/12/2022). Foto: Clodagh Kilcoyne/Reuters
Dia mengatakan, desa-desa tersebut terletak di perbatasan wilayah timur Donetsk dan wilayah selatan Zaporizhzhia. Moskow pada gilirannya melaporkan perihal adanya serangan besar-besaran dari Kiev selama sepekan terakhir.
ADVERTISEMENT
“Pasukan Ukraina telah menangkap beberapa pasukan Rusia dan pro-Rusia,” sambung Shershen.
Secara terpisah, Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Ganna Malyar mengatakan, pasukannya telah merebut kembali desa ketiga, Makarivka, yang terletak tidak jauh dari Blagodatne.
Terlepas dari semua pencapaian signifikan ini, pada hari yang sama pertumpahan darah juga terjadi di salah satu wilayah yang sebagiannya dikuasai Moskow, Kherson.
“Pada hari Minggu juga tiga orang tewas dan sedikitnya 23 orang lainnya luka-luka ketika Rusia menembaki sebuah kapal penyelamat yang sedang mengevakuasi warga sipil dari wilayah yang dikuasai Rusia,” ungkap kantor kejaksaan wilayah Kherson.
Warga sipil yang tewas dan terluka dalam insiden penembakan kapal penyelamat itu adalah mereka yang hendak melarikan diri dari banjir bandang dahsyat, dampak hancurnya Bendung Kakhovka di Kherson hampir sejak sepekan lalu, pada Selasa (6/6).
Tim penyelamat mengevakuasi penduduk setempat dari daerah banjir setelah bendungan Nova Kakhovka jebol, di tengah serangan Rusia di Ukraina, di Kherson, Ukraina, Rabu (7/6/2023). Foto: Vladyslav Musiienko/REUTERS
Ribuan orang terpaksa mengungsi dan meninggalkan tempat tinggalnya, yang mana bencana ini telah telah menewaskan tujuh orang dan 35 orang lainnya, termasuk tujuh anak-anak, sampai sekarang masih hilang.
ADVERTISEMENT
Dalam pidatonya, Zelensky mengindikasikan puluhan kota dan desa di Kherson masih terendam banjir akibat jebolnya Bendungan Kakhovka. Menilai Rusia sebagai pihak yang harus bertanggung jawab atas insiden tersebut, Kiev pun melemparkan kutukan pedas.
“Penjajah membuat bencana ini dengan meledakkan bendungan, meninggalkan orang-orang di kota-kota dan desa-desa yang kebanjiran, dan setelah itu mereka menembaki kapal-kapal yang mengungsi,” kata Zelensky, pada Minggu (11/6).
Menteri Dalam Negeri Ukraina, Igor Klymenko, mengatakan 77 kota dan desa telah terendam air di Kherson. Sebanyak lima orang telah meninggal dunia akibat musibah ini. Lima orang meninggal di Kherson, dan dua lainnya di Mykolaiv. Sebanyak 162 ribu penduduk pun terancam tidak memiliki persediaan air bersih.