Ukraina Tuding Rusia Sembunyikan Jasad Korban Jebolnya Bendungan Kakhovka

23 Juni 2023 4:58 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi bendungan Nova Kakhovka hancur di Kherson, Ukraina.  Foto: Alexey Konovalov/TASS/via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi bendungan Nova Kakhovka hancur di Kherson, Ukraina. Foto: Alexey Konovalov/TASS/via REUTERS
ADVERTISEMENT
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, menuding Rusia telah menyembunyikan jenazah korban jebolnya bendungan Kakhovka di Ukraina bagian Selatan. Menurut Zelenskiy, Rusia bahkan membentuk tim khusus untuk melakukan hal ini.
ADVERTISEMENT
"Rusia telah membentuk kelompok khusus di sana untuk memindahkan dan, tentu saja, menyembunyikan tubuh para korban," kata Zelenskiy dikutip dari Reuters, Jumat (23/6).
Ukraina dan Rusia masih saling tuding soal siapa yang menghancurkan bendungan yang berada di wilayah Kherson ini. Wilayah itu sebagian diduduki oleh pasukan Rusia.
Zelenskiy menggambarkan situasi di wilayah-wilayah yang diduduki oleh Rusia sebagai, "bencana secara halus".
Ikan mati terlihat di dasar waduk Nova Kakhovka yang dikeringkan setelah bendungan Nova Kakhovka jebol, di tengah serangan Rusia terhadap Ukraina, di desa Marianske di wilayah Dnipropetrovsk, Ukraina, Rabu (7/6/2023). Foto: Sergiy Chalyi/REUTERS
Kiev memprediksi hancurnya bendungan Kakhovka ini menimbulkan kerugian akibat kerusakan lingkungan hingga USD 1,5 miliar atau Rp 21,6 triliun (kurs USD 1 = Rp 14.460). Apalagi akibat insiden yang terjadi pada 6 Juni 2023 lalu, banjir bandang dahsyat menyapu wilayah Kherson dan membuat ribuan orang mengungsi.
Angka itu tidak termasuk kerugian pertanian, infrastruktur, perumahan, dan biaya pembangunan kembali bendungan dan pembangkit listrik.
ADVERTISEMENT
"Setiap hari Rusia menimbulkan kerugian baru di Ukraina," kata Perdana Menteri Ukraina, Denys Shmygal, di London, dikutip dari AFP, Rabu (21/6).
Dia mengatakan, keseluruhan biaya rekonstruksi Ukraina, berdasarkan perhitungan Bank Dunia, diperkirakan mencapai USD 411 miliar. Angka ini bisa bertambah, apalagi setelah Rusia meledakkan pembangkit listrik tenaga air di sana.