news-card-video
12 Ramadhan 1446 HRabu, 12 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Ukraina Usulkan Gencatan Senjata Terbatas demi Akhiri Perang dengan Rusia

11 Maret 2025 10:38 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Ukraina Zelensky disambut PM Arab Saudi Pangeran MBS di Istana Jeddah untuk membicarakan solusi krisis Ukraina vs Rusia, 10/3/2025. Foto: X/@makkahregion
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Ukraina Zelensky disambut PM Arab Saudi Pangeran MBS di Istana Jeddah untuk membicarakan solusi krisis Ukraina vs Rusia, 10/3/2025. Foto: X/@makkahregion
ADVERTISEMENT
Delegasi Ukraina akan bertemu dengan diplomat Amerika Serikat di Arab Saudi untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama 3 tahun dengan Rusia. Ukraina dilaporkan akan mengajukan gencatan senjata terbatas.
ADVERTISEMENT
Maksud dari gencatan terbatas adalah penghentian pertempuran di Laut Hitam, penghentian serangan rudal jarak jauh serta pembebasan tahanan.
Keterangan 2 pejabat senior Ukraina yang berbicara dengan syarat anonim, mereka siap menandatangani kesepakatan pengelolaan sumber daya mineral oleh AS selama pembicaraan gencatan senjata. Kesepakatan ini sangat ingin diamankan oleh Presiden Donald Trump.
Dikutip dari AP, Selasa (11/3), para pejabat mendiskusikan langkah membangun kepercayaan tanpa menyebutkan rinciannya.
Kiev mencoba memperbaiki dampak yang terjadi ketika pertemuan Presiden Volodymyr Zelensky dengan Trump dan Wakil Presiden JD Vance di Ruang Oval, Gedung Putih, pada 28 Februari lalu berakhir dengan debat panas.
Yang dipertaruhkan adalah bantuan militer dan intelijen yang sebelumnya ditawarkan AS yang telah membantu Ukraina selama perang, tapi dihentikan sementara karena Washington mendorong perjanjian damai.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio. Foto: Andrew Caballero-Reynolds/AFP
Delegasi AS akan dipimpin oleh Menlu Marco Rubio. Baik Zelensky dan Rubio tiba di Arab Saudi pada Senin (10/3) hanya berselang beberapa jam, tapi tidak bertemu.
ADVERTISEMENT
Zelensky sendiri telah bertemu dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Dalam pertemuan itu, Zelensky mengatakan ada diskusi detail tentang langkah-langkah dan kondisi yang dibutuhkan untuk mengakhiri perang dan mengamankan perdamaian yang abadi.
"Arab Saudi menyediakan platform yang penting untuk diplomasi dan kami sangat menghargainya," kata Zelensky.
Rubio juga bertemu dengan Mohammed bin Salman, berterima kasih karena bersedia menjadi tuan rumah perundingan, dan juga mendiskusikan kelompok pemberontak Yaman, Houthi, yang mengancam akan memulai kembali serangan di Laut Merah.
Berbicara dengan wartawan di pesawat sebelum mendarat, Rubio mengatakan dia dan penasehat keamanan nasional Mike Waltz akan mengkaji tanggapan Ukraina di Arab Saudi. Jika Ukraina dan AS mencapai kesepahaman yang dapat diterima Trump, maka perundingan damai akan lebih cepat didorong.
ADVERTISEMENT
"Apa yang kami ingin tahu adalah apakah mereka tertarik untuk memasuki semacam percakapan damai dan garis besar umum tentang hal-hal yang dapat mereka pertimbangkan, dengan menyadari bahwa perang mahal dan berdarah bagi warga Ukraina. Mereka sangat menderita dan warga mereka sangat menderita," kata Rubio.
"Dan sulit setelah kejadian seperti itu untuk berbicara mengenai konsesi, tapi itulah satu-satunya jalan untuk mengakhiri perang dan mencegah lebih banyak penderitaan," lanjutnya.
Rubio juga mengatakan pihaknya tidak akan menetapkan persyaratan atas apa yang Ukraina butuhkan atau harus lakukan.
"Saya rasa kami ingin mendengar untuk melihat sejauh mana mereka bersedia melangkah dan kemudian membandingkan apa yang Rusia inginkan, dan melihat sejauh mana perbedaan kita," ujarnya.
Sementara itu, Zelensky mengatakan tim delegasi yang akan bertemu dengan Rubio di antaranya kepala staf Andriy Yermak, Menlu Andriy Sybiha, dan Menteri Pertahanan Rustem Umerov.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, negara Eropa lainnya tetap skeptis terhadap pembicaraan ini karena dikesampingkan oleh Washington. Minggu lalu, Uni Eropa sepakat untuk meningkatkan pertahanan benua itu dan mengucurkan ratusan miliar Euro untuk keamanan sebagai respons perubahan sikap pemerintahan Trump terhadap Ukraina.