Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.2
Ulama Garut Masih Resah, Pertanyakan Rekayasa Penganiayaan Uyu
1 Maret 2018 12:22 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sebelum diperiksa polisi, Uyu mengaku ke warga dan ulama bahwa dia mengaku diserang lima orang yang datang dengan naik mobil. Para penyerang marah ke Uyu karena tak benar menunjukkan lokasi kediaman KH Hasan Basyari, Ketua MUI Pamengpeuk.
kumparan (kumparan.com) mewawancarai Kiai Hasan Basyari, ulama dan tokoh masyarakat di Pemengpeuk perihal kasus Uyu, apalagi nama dia dikait-kaitkan. Kemudian belakangan soal rekayasa yang dibuat Uyu.
"Saya punya yayasan pendidikan (Mardliyah) yang jaraknya sekitar 100 meter dari lokasi kejadian Mang Uyu," kata Kiai Hasan Basyari, Kamis (1/3).
Pada Rabu (28/2) usai Subuh di masjid di area yayasan miliknya, Kiai Hasan Basyari mendapat kabar. Uyu dianiaya dan diikat. Bersama santrinya, Hasan bergegas ke masjid lokasi Uyu dianiaya.
ADVERTISEMENT
Sesampainya di sana, Uyu sudah dibawa ke rumah sakit. Namun berdasarkan cerita Haji Agus, pengurus DKM masjid tempat Uyu menjadi marbot, ada beberapa pria yang menyerangnya dan marah karena tak benar menunjukkan keberadaan Hasan Basyari.
"Itu saya dapat keterangan dari pengurus masjid," terang Hasan.
Pekan lalu, lanjut Hasan, dia pernah bertemu Uyu. Saat itu sang marbot masjid menyampaikan ke dia, ada dua pria bermotor yang menyapa Uyu dan menanyakan rumah KH Hasan Basyari. Pria itu berasal dari Jawa Timur dan Jambi. Dua pria itu juga menanyakan keberadaan Hasan Basyari.
Hasan tak sempat lagi bertemu Uyu dan menanyakan kronologi penyerangannya.
"Yang disayangkan kemudian Mang Uyu dibawa ke Polres tanpa sepengetahuan ulama dan DKM," lanjut Hasan.
ADVERTISEMENT
Tahu-tahu, lanjut Hasan, muncul keterangan di media bahwa Uyu merekayasa kasus penganiayaan yang menimpanya. Masyarakat lalu mempertanyakan bagaimana prosedurnya, tahu-tahu muncul pernyataan rekayasa.
"Masyarakat semakin resah. Ini ada pro kontra, bagaimana kronologinyahingga ada pernyataan rekayasa," sambung dia.
Belum lagi ada penyebutan motif bahwa Uyu merekayasa karena alasan ekonomi karena hanya digaji Rp 150 ribu sebulan oleh masjid.
"Ini rendah sekali kalau hanya karena masalah ekonomi. Uyu ini setahu saya mendapatkan juga hak mengolah sawah, sekita 100-200 bata. Ini sawah wakaf untuk marbot dan pengurus masjid," tegasnya.
Harapan Hasan Basyari, masyarakat mendapatkan penjelasan gamblang. Belum lagi muncul berita meresahkan soal orang gila dan ancaman tertentu ke ulama sehingga warga meningkatkan kewaspadaan.
ADVERTISEMENT
"Masyarakat menggelar ronda, dibantu sama Babinsa dan Polsek," tutup ulama yang dihormati di kawasan Pamengpeuk ini.
Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara diresmikan Senin (24/2). Danantara dibentuk sebagai superholding BUMN dengan tujuan mengoptimalkan kekayaan negara melalui investasi strategis. Aset yang dikelola Rp 14.659 triliun.