Ulama Minta Pejabat Aceh Tak Pamer Hidup Mewah: Ingat Daerah Termiskin

3 Maret 2023 13:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mobil mewah Rubicon milik Mario Dandy Satrio pelaku penganiyaan di Polres Metro Jakarta Selatan menggunakan plat nomor asli yaitu B 2571 PBP. Foto: Luthfi Humam/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mobil mewah Rubicon milik Mario Dandy Satrio pelaku penganiyaan di Polres Metro Jakarta Selatan menggunakan plat nomor asli yaitu B 2571 PBP. Foto: Luthfi Humam/kumparan
ADVERTISEMENT
Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh ikut menyoroti isu pejabat pamer harta yang belakangan ramai dan menjadi sorotan publik.
ADVERTISEMENT
Berkaca dari itu, Ketua MPU Aceh Tgk H Faisal Ali, meminta pejabat dan masyarakat di Aceh agar tidak ikut-ikutan memamerkan harta atau kelebihan yang dimiliki.
"Khususnya kepada pejabat atau siapa pun terutama sekali di Aceh, yang diberikan kelebihan harta agar jangan terlalu berlebihan mengeksposnya," kata Faisal Ali atau akrab disapa Lem Faisal pada kumparan, Jumat (3/3).
Menurutnya, tidak baik jika ada pejabat atau siapa pun di Aceh memperlihatkan harta atau memakai sesuatu barang mahal di tengah kondisi ekonomi Aceh masih di bawah garis kemiskinan.
"Tidak bagus, karena dalam kondisi masyarakat kita yang memang daerah termiskin. Jadi, tidak wajar dan tepat bagi teman-teman memperlihatkan aksi-aksi memunculkan rasa tidak nyaman bagi kondisi di daerah kita," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Dikatakan Lem Faisal, budaya memamerkan harta atau kemewahan sebaiknya dihindari karena masih banyak masyarakat di Aceh membutuhkan pertolongan khususnya dari sisi ekonomi.
"Tidak elok kita memamerkan fasilitas yang mewah walaupun itu diperoleh secara halal, di tengah masyarakat kita yang memang hidupnya dalam keadaan bersusahan," ucapnya.
Karena itu, Lem Faisal meminta, pejabat dan pihak terkait lainnya di Aceh agar bersikap selayaknya dan tidak ikut-ikutan bereuforia dengan harta yang dimiliki.
"Dalam agama juga diajarkan seperti itu, diminta untuk Zuhud dalam kehidupan keseharian, jadi bersifatlah sewajarnya dan saya kira itu tidak ada masalah," ungkapnya.