Ulurkan Bantuan, India Coba Tarik Sri Lanka dari Rangkulan Pengaruh China

5 April 2022 9:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Demonstran membakar sebuah bus dekat kediaman Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa selama protes krisis ekonomi di Kolombo, Sri Lanka pada Kamis (31/3/2022). Foto: Dinuka Liyanawatte/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Demonstran membakar sebuah bus dekat kediaman Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa selama protes krisis ekonomi di Kolombo, Sri Lanka pada Kamis (31/3/2022). Foto: Dinuka Liyanawatte/REUTERS
ADVERTISEMENT
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar mengunjungi Sri Lanka. Ia menawarkan bantuan atas krisis ekonomi yang tengah dialami negara tetangganya.
ADVERTISEMENT
Ini merupakan upaya India untuk melepaskan Sri Lanka dari rangkulan lengan China selama beberapa dekade.
Krisis ekonomi yang telah berlangsung selama dua tahun di Sri Lanka terjadi setelah dua dekade investasi besar dari China yang besar. Hal ini disebut pakar geopolitik sebagai diplomasi perangkap strategis.
Dengan semakin eratnya genggaman tangan Sri Lanka dan China, India kian resah. Alasannya India baru saja berseteru dengan China akibat masalah diperbatasan Himalaya.
Dilaporkan dari CNBC, krisis ekonomi Sri Lanka ini memberi India kesempatan untuk menyingkirkan negara itu dari pengaruh Beijing.
India mencoba untuk mengalahkan China dalam kesigapannya untuk memberikan bantuan keuangan ke Sri Lanka. Pada 17 Maret, India mengumumkan jalur kredit USD 1 miliar ke Sri Lanka untuk pengadaan makanan, obat-obatan, dan barang-barang penting lainnya. Bulan lalu, India memperpanjang kredit USD 500 juta ke Sri Lanka untuk membantunya membeli produk minyak bumi.
ADVERTISEMENT
Bantuan itu diberikan di atas USD 2,4 miliar yang telah ditransfer India sejak Januari melalui pertukaran mata uang, penangguhan pinjaman, dan jalur kredit.
India juga bekerja sama dengan Sri Lanka untuk negosiasi dengan IMF untuk bailout tambahan. India juga akan mengambil peran yang lebih kuat dalam membantu Sri Lanka mengembangkan energi terbarukan, pelabuhan, logistik, infrastruktur dan struktur konektivitas melalui investasi.
Sebelumnya, Sri Lanka telah menarik miliaran investasi di bawah Inisiatif Belt and Road China. Program ini diluncurkan pada tahun 2013 untuk membangun pelabuhan, jalan raya, rel kereta api, jaringan pipa, dan infrastruktur lainnya di seluruh Asia.
Namun, China telah mengambil alih setidaknya satu pelabuhan strategis akibat Sri Lanka gagal membayar utangnya. Pada Selasa (29/3/2022) lalu, New Delhi meraih kemenangan kecil yang signifikan ketika merebut proyek pembangkit listrik yang sebelumnya diberikan kepada China.
ADVERTISEMENT
Penulis: Airin Sukono.