Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
5 Ramadhan 1446 HRabu, 05 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
UN Diganti TKA: Bukan Indikator Kelulusan, Buat Daftar Perguruan Tinggi
24 Februari 2025 20:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen ) secara resmi mengubah nama Ujian Nasional (UN) menjadi Tes Kemampuan Akademik (TKA).
ADVERTISEMENT
Tapi, Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Toni Toharudin, mengatakan TKA tidak akan menjadi standar kelulusan. Namun, indikator yang menentukan seorang siswa dapat melanjutkan sekolah ke jenjang berikutnya.
“TKA ini juga akan menjadi berbagai indikator untuk masuk dari SD ke SMP dan SMP ke SMA. Untuk pelaksanaan TKA SD dan SMP akan mulai dilakukan pada tahun depan," ucap Toni dalam keterangannya, Senin (24/2).
Lebih jauh, Toni mengatakan, untuk tahun ajaran kali ini, TKA hanya akan berlaku untuk SMA/SLTA/MA. Nantinya, hasil dari TKA ini juga dapat digunakan untuk mendaftar ke perguruan tinggi melalui jalur prestasi.
“TKA akan diberlakukan pada tahun ini untuk kelas 12 SMA/SMK. Kami juga sudah bersinergi dengan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri bahwa TKA ini akan menjadi indikator penilaian jalur prestasi," papar Toni.
ADVERTISEMENT
Meskipun begitu, Sekjen Kemendiktisaintek Togar M. Simatupang mengatakan, wacana hasil TKA bisa jadi syarat masuk perguruan tinggi baru dapat terealisasi pada tahun 2026. Sebab perubahan kebijakan dalam waktu singkat bisa berdampak pada psikologi peserta didik.
“Iya, itu masih juga wacana karena untuk tahun 2025, kita sudah masuk ya, menggunakan skema-skema uji berdasarkan prestasi, ujian tertulis, ada mandiri, itu mungkin bisa terjadi untuk tahun 2026,” ujar Togar kepada wartawan, di Nusantara I, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (23/1).
“Nah, yang sudah berjalan, 2025, kita enggak mungkinlah mengubah itu dalam waktu yang terlalu singkat, nanti mendadak, dan itu memberikan goncangan ya, psikologis kepada peserta didik,” sambungnya.