Unair: Skripsi Tak Wajib Bisa Diganti Program Kreativitas Mahasiswa

Kampus Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Foto: Instagram/@univ_airlangga

Menteri Pendidikan, Kebudayaan Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mengeluarkan aturan baru terkait standar kompetensi kelulusan. Di mana salah satunya, mahasiswa S1/D4 tidak wajib membuat skripsi sebagai syarat kelulusan.

Terkait hal itu, pihak Universitas Airlangga (Unair) Surabaya telah menjalankan aturan tersebut. Direktur Pendidikan Unair, Prof Dr Sukardiman mengatakan bahwa kebijakan ini sebenarnya bukanlah hal baru.

Sukardiman menyampaikan, aturan skripsi tak wajib sebagai syarat kelulusan sudah direncanakan saat Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) diluncurkan.

"Bukan baru, ini sesungguhnya menjadi program MBKM ketika program nasional diluncurkan. Ada fleksibilitas dalam melaksanakan belajar mengajar," ujar Sukardiman saat dikonfirmasi, Rabu (30/8).

Buku Panduan Airlangga Smart Education

Dia mengungkapkan, pihaknya juga telah menerbitkan buku panduan bernama Airlangga Smart Education untuk mahasiswa yang berisi terkait pedoman program MBKM tak wajib skripsi.

"Di sana sudah kita rumuskan ada bentuk-bentuk MBKM, kegiatan yang bisa direkognisi menjadi tugas akhir," ungkapnya.

Sukardiman mengatakan, dalam buku itu juga dijelaskan bahwa skripsi bisa digantikan dengan program kreativitas mahasiswa.

"Tidak harus mahasiswa mengikuti tugas akhir untuk menyelesaikan studinya. Tapi kalau yang bersangkutan mengikuti program kreativitas mahasiswa, nanti didanai Kemendikbud sebagai salah satu kasus itu bisa dikonversi menjadi tugas akhir mahasiswa. Jadi, laporan kegiatan riset yang dilakukan bersama dengan dosen bisa dikonversi menjadi tugas akhir," jelasnya.

Selain itu, kata Sukardiman, mahasiswa Unair juga bisa mengganti skripsi dengan tugas akhir sebagai syarat kelulusan sesuai dengan ketentuan buku pedoman.

"Pada ketentuan umum yang ada di dalam pedoman kami, sudah kita ganti sila skripsi kita ganti dengan istilah tugas akhir atau karya akhir studi. Karya akhir studi nanti bisa dalam bentuk dokumen tertulis," katanya.

"Isinya mencerminkan pengalaman belajar untuk mahasiswa D3 D4 S1 maupun juga terapan dalam bentuk tugas akhir skripsi tesis dan nama lain sejenis laporan, project prototype produk dengan menerapkan tetap saja ada sikap cara berpikir, metode ilmiah dan sebagainya yang tentunya harus dipertahankan secara tertulis maupun lisan dalam menyelesaikan pendidikannya," lanjutnya.

Tak hanya itu, mahasiswa Unair juga bisa menggantikan tugas skripsinya dengan mengikuti program magang BUMN selama satu semester. Tetapi dalam implementasinya tidak harus rigid seperti skripsi pada umumnya.

"Misalnya mahasiswa magang di BUMN selama satu semester, nanti tentunya akan ada perencanaan pihak yang bersangkutan melakukan rekognisi mata kuliah apa yang akan diambil dan dikonversi ditambah laporan dari mahasiswa magang, bisa diakui sebagai pengganti dari skripsinya. Seperti itu yang sudah kita lakukan," terang dia.

Sudah diterapkan sejak 3 tahun lalu

Dia menyebut bahwa Unair juga telah melaksanakan program atau aturan itu sejak tiga tahun yang lalu.

"Artinya kita sudah melakukan mulai tahun 2020. Kita fleksibel dan dinamis untuk bisa memposisikan atau menggantikan kegiatan program MBKM yang sudah kita lakukan," ujarnya.

Lebih lanjut, Sukardiman menjelaskan terkait program tanpa skripsi ini bisa diajukan oleh seluruh mahasiswa melalui pembimbing program studi masing-masing.

"Dari mahasiswa sendiri, tetap ada arahan dari pembimbing. Di masing-masing prodi sudah ada stakeholder atau mitra," pungkasnya.

"Secara umum hampir semuanya bisa melakukan. Misalnya hari ini ada mahasiswa mengikuti program MBKM desa emas proyek melibatkan seluruh mahasiswa Unair. Tugas akhir dari desa emas itu juga pengganti dari skripsi dan itu multidisiplin," tandasnya.