Undip dan RSUP Kariadi Mengakui Ada Bullying PPDS: Mohon Maaf

13 September 2024 18:52 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
Dari kiri: Dekan FK Undip Yan Wisnu Prajoko, Anggota Komisi IX DPR Irma Suryani Chaniago, Direktur Layanan Operasional RS Kariadi Mahabara Yang Putra. Foto: Intan Alliva/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Dari kiri: Dekan FK Undip Yan Wisnu Prajoko, Anggota Komisi IX DPR Irma Suryani Chaniago, Direktur Layanan Operasional RS Kariadi Mahabara Yang Putra. Foto: Intan Alliva/kumparan
ADVERTISEMENT
Universitas Diponegoro (Undip) dan RSUP Dr Kariadi akhirnya mengakui adanya perundungan atau bullying dalam Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS). Mereka meminta maaf dan berjanji akan membenahi sistem mereka.
ADVERTISEMENT
PPDS Undip-Kariadi disorot usai mahasiswi Undip yang mengikuti PPDS, dr. Aulia Risma Lestari, tewas, diduga lantaran tidak kuat di-bully senior-senior PPDS.
"Kami menyadari sepenuhnya, kami menyampaikan, dan kami mengakui bahwa di dalam sistem pendidikan dokter spesialis di internal kami terjadi praktik-praktik atau kasus-kasus perundungan dalam berbagai bentuk, dalam berbagai derajat, dalam berbagai hal," ujar Dekan FK Undip, Yan Wisnu Prajoko, di Aula FK Undip, Semarang, Jumat (13/9).
Yan kemudian meminta maaf kepada masyarakat, Kementerian Kesehatan, Kementerian Dikbudristek, dan kepada Komisi IX juga X DPR RI atas adanya hal tersebut.
Yan yang didampingi Anggota Komisi IX DPR RI, Irma Suryani Chaniago, juga meminta arahan kepada berbagai pihak agar mereka bisa melakukan pembenahan. Selain itu, dia berharap pemerintah bisa memberikan izin agar Undip bisa melanjutkan pendidikan dokter spesialis.
ADVERTISEMENT
"Kami mohon dukungan dari pemerintah dan masyarakat untuk kami dapat melanjutkan proses pendidikan dokter spesialis di Fakultas Kedokteran Undip khususnya adalah prodi anestesi dan intensive care," harap Yan Wisnu.
dr. Aulia Risma Lestari. Foto: Dok. Undip

RS Kariadi Juga Mengakui

Senada dengan Yan, Direktur Layanan Operasional RS Kariadi Mahabara Yang Putra akhirnya mengakui adanya perundungan mahasiswa PPDS di rumah sakitnya. Ia juga menyebut pihak rumah sakit juga bertanggung jawab atas kasus ini.
"Kami sebagai RS pendidikan tidak lepas dari kekurangan dan kealpaan ketika terjadi perundungan, kami mengatakan bahwa turut bertanggung jawab dalam proses pendidikan dokter spesialis tersebut," imbuh Mahabara.
Ia juga ikut menyampaikan permohonan kepada masyarakat atas situasi yang terjadi selama ini. Ia juga berjanji akan melakukan pembenahan
ADVERTISEMENT
"Segala kekurangan dan sebetulnya terjadi belum bisa mencapai ekspektasi kita sebagai wahana RS pendidikan turut bersimpati dan juga mohon maaf harapannya ke depan menjadi lebih baik," kata Mahabara