Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
ADVERTISEMENT

Cerita horor ‘KKN Desa Penari’ sempat viral di media sosial belum lama ini. Sesuai judulnya, menceritakan kisah seram mahasiswa yang sedang kuliah kerja nyata (KKN) di suatu desa. Kisah itu dipopulerkan oleh akun Twitter @SimpleM81378523.
ADVERTISEMENT
Dalam cerita itu, mahasiswa yang KKN disebut berasal dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Menanggapi hal itu, pihak Unesa buka suara.
Humas Unesa Vinda Maya Setianingrum mengatakan, institusinya enggan gegabah bereaksi atas viralnya cerita tersebut. Pihaknya bakal menelusuri kebenaran terhadap cerita itu.
“Ini kami masih cek, ya. Kemarin kita menganggap itu cerita fiksi, jadi kita juga enggak reaktif. Tapi karena banyak yang tanya, coba kami telusuri,” ujar Vinda saat dihubungi kumparan, Rabu (4/9).
Vinda menyebut, kegiatan KKN selama ini ditentukan oleh pihak kampus. Sehingga tak menutup kemungkinan mahasiswa bisa melakukan KKN di wilayah Banyuwangi.
Banyuwangi dikaitkan dengan latar keberadaan Desa Penari itu. “Bisa (juga KKN di Banyuwangi). Kampus yang menentukan KKN. Tahun (2019) ini di Pasuruan dan Nganjuk,” ujar dia.
ADVERTISEMENT
Cerita 'KKN di Desa Penari' sempat viral di Twitter belum lama ini. Kisah tersebut bercerita tentang kejadian horor yang menimpa peserta KKN di sebuah desa.
Diceritakan ada siluman ular yang juga penari di desa tersebut, namanya adalah Badarawuhi. Badarawuhi ingin mendapatkan jiwa perempuan bernama Widya, salah satu peserta KKN, dengan memanfaatkan dua teman Widya, yakni Bima dan Ayu.
Bima dan Ayu gagal menjalankan perintah Badarawuhi. Keduanya malah melakukan sesuatu yang tidak seharusnya dilakukan di desa tersebut. Walhasil, Widya selamat dari Badarawuhi, tapi tidak dengan Bima dan Ayu. Keduanya mengalami kejadian mistis yang membuat mereka meninggal beberapa bulan kemudian.