Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Uni Eropa Tingkatkan Pengamanan Hadapi Ancaman Hibrida
21 Juli 2017 6:51 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Uni Eropa telah mencapai kemajuan signifikan dalam mempersiapan ketahanan pertahanan dan keamanan untuk menghadapi ancaman hibrida. Pencapaian itu disampaikan Komisi Eropa dan Perwakilan Tinggi dalam laporan mereka mengenai kebijakan dan langkah lanjut sesuai Kerangka Kerja 2016 dalam menanggulangi ancaman hibrida.
ADVERTISEMENT
"Ancaman hibrida merupakan masalah keamanan utama bagi UE, negara-negara anggotanya, dan para mitra," ujar Perwakilan Tinggi bidang Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Uni Eropa, Federica Mogherini, dalam rilis yang diterima kumparan Den Haag (kumparan.com), Kamis (20/7/2017).
Ancaman hibrida adalah kombinasi kekuatan militer konvensional berbasis negara, melibatkan senjata canggih, komando dan kontrol, serta taktik gabungan, berkelindan dengan organisasi pengacau dan kriminal, dengan karakteristik campuran kekuatan beraturan dan tak beraturan. Terkait ancaman keamanan yang sedang berkembang ini, UE telah meningkatkan kewaspadaan melalui upaya pertukaran informasi antar negara-negara anggota. Ancaman ini seringkali menggabungkan metode konvensional dan non- konvensional, mulai dari terorisme dan serangan cyber, hingga kampanye disinformasi atau manipulasi media.
Menurut Mogherini, pihaknya terus bekerja keras meningkatkan kewaspadaan melalui EU Hybrid Fusion Cell untuk memantau serta menanggulangi konten online ilegal dan propaganda, dengan Satgas Komunikasi Strategis untuk meningkatkan kapasitas negara-negara ketiga dan dengan NATO. "Ini adalah inti dari Strategi Global kita yang telah diadopsi tahun lalu. Pengamanan rakyat kita merupakan prioritas utama bagi UE," tegas Mogherini.
ADVERTISEMENT
Dilaporkan, capaian signifikan UE mencakup perlindungan infrastruktur penting di bidang transportasi, energi, keaman cyber, sistem keuangan, dan juga menanggulangi ekstremisme dan radikalisasi, namun masih banyak yang harus dilakukan, karena sifat ancaman hibrida yang terus berkembang.
Secara terpisah, Finlandia baru saja meluncurkan Pusat Penanggulangan Ancaman Hibrida untuk mendorong dialog strategis, penelitian, dan analisis terkait isu ancaman hibrida. Di samping itu, untuk mengatasi kampanye disinformasi yang meluas dan penyebaran berita palsu secara sistematis, telah dibentuk Satgas Komunikasi untuk Kawasan Timur dan Selatan.
Laporan reporter kumparan Den Haag Eddi Santosa