UNIFIL Tetap di Lebanon Selatan meski Serangan Israel Lukai 2 Anggota TNI

11 Oktober 2024 10:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota TNI yang tergabung dalam UNIFIL sedang berpatroli di perbatasan Libanon-Israel. Foto: Dok. UNIFIL
zoom-in-whitePerbesar
Anggota TNI yang tergabung dalam UNIFIL sedang berpatroli di perbatasan Libanon-Israel. Foto: Dok. UNIFIL
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Misi perdamaian PBB di Lebanon, UNIFIL, memastikan akan tetap siaga di pos Lebanon selatan. Kebijakan itu diambil meski serangan Israel pada Kamis (10/10) melukai dua anggota UNIFIL dari Indonesia (TNI).
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, Jubir UNIFIL, Andrea Tenenti, mengatakan serangan Israel menggunakan peluru tank dan tembakan senjata ringan. Serangan itu sempat melumpuhkan pemantauan pasukan mereka.
"Jelas, ini mungkin salah satu peristiwa atau insiden paling serius yang telah kita saksikan dalam 12 bulan terakhir," kata Tenenti, mengacu pada baku tembak antara pasukan Israel dan Hizbullah — kelompok politik dan milisi Lebanon yang bermusuh dengan Israel.
Pasukan penjaga perdamaian UNIFIL dari Indonesia sedang berpatroli di sepanjang Garis Biru di sekitar El Odeisse, Lebanon selatan. 16 Februari 2023. Pasqual Gorriz (UNIFIL) Foto: Pasqual Gorriz (UNIFIL)
Tank Israel menembaki menara pengawas di markas utama UNIFIL di Naqoura. Naqoura terletak di Selatan Lebanon, dalam area yang disebut Blue Line. Pasukan perdamaian PBB berada di kawasan tersebut di bawah mandat Dewan Keamanan PBB untuk mendukung stabilitas Lebanon.
UNIFIL memastikan dua anggota TNI korban serangan Israel menderita luka ringan. Kini mereka sedang dirawat di rumah sakit terdekat.
ADVERTISEMENT
Meski ada insiden itu, sebanyak 50 negara kontributor UNIFIL sepakat untuk tetap mengerahkan lebih dari 10.400 pasukannya berjaga di wilayah tersebut.
"Kami berada di sana karena Dewan Keamanan (PBB) telah meminta kami untuk berada di sana. Jadi kami akan tinggal sampai situasinya tidak memungkinkan untuk kami beroperasi," tambah Tenenti.
Sebuah pos untuk pasukan penjaga perdamaian PBB dari United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL), digambarkan di Marwahin, dekat perbatasan dengan Israel, Lebanon selatan, 6 April 2023. Foto: Aziz Taher/Reuters
Israel pun mengakui pasukannya memang beroperasi di dekat pangkalan UNIFIL Naqoura pada waktu tersebut.
Dikutip dari AFP, serangan dilakukan karena milisi Hizbullah beroperasi di sekitar pos tersebut. Hizbullah merupakan milisi Syiah yang diserang Israel di Lebanon.
Israel mengeklaim telah menginstruksikan pasukan PBB di daerah tersebut untuk berlindung di tempat aman.
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi. Foto: Yasuyoshi CHIBA / AFP

Indonesia Kecam Keras

Indonesia mengecam serangan Israel terhadap kedua anggota TNI itu.
ADVERTISEMENT
"Pemerintah Indonesia mengecam keras serangan IDF di Lebanon Selatan yang melukai dua personel pasukan penjaga perdamaian PBB asal Indonesia," kata Menlu Retno Marsudi dalam keterangannya, Kamis (10/10).
Retno menegaskan serangan apa pun terhadap peacekeepers adalah pelanggaran berat hukum humaniter internasional dan resolusi DK PBB 1701 sebagai dasar mandat UNIFIL.
Pasukan penjaga perdamaian UNIFIL dari Indonesia (TNI) sedang berpatroli di sepanjang Garis Biru di sekitar El Odeisse, Lebanon selatan. 16 Februari 2023. Foto: Pasqual Gorriz (UNIFIL)
"Indonesia meminta semua pihak untuk menjamin dihormatinya inviolability (tidak dapat dilanggarnya) wilayah PBB dalam segala waktu dan keadaan," tuturnya.
"Indonesia mendesak dilakukannya penyelidikan atas serangan tersebut dan pelakunya dimintai pertanggungjawaban," tambahnya.
Keterangan kantor berita Reuters, Indonesia masuk dalam negara pengirim terbanyak pasukan UNIFIL. Selain Indonesia, kontribusi terbanyak berasal dari Prancis, Italia, Malaysia, dan China.

Sejarah Singkat UNIFIL dan Peran Indonesia

Pasukan TNI yang tergabung dalam UNIFIL di Lebanon selatan, 2024, berada di shelter. Foto: instagram/@pmpp.tni
UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon) didirikan pada tanggal 19 Maret 1978 melalui Resolusi Dewan Keamanan PBB 425 dan 426, menyusul invasi Israel ke Lebanon selatan pada tahun itu. Tujuan awal UNIFIL adalah untuk:
ADVERTISEMENT
1. Memastikan penarikan pasukan Israel dari Lebanon.
2. Mengembalikan perdamaian dan keamanan internasional.
3. Membantu pemerintah Lebanon mengembalikan otoritasnya di wilayah tersebut.
Pasukan penjaga perdamaian UNIFIL dari Indonesia dan tamu undangan berbuka puasa Ramadan di Markas Besar Naqoura, Lebanon, 8 April 2024. Foto: Pasqual Gorriz (PBB)
Namun, peran UNIFIL berkembang seiring waktu. Setelah perang Lebanon 2006 antara Israel dan Hizbullah, Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 memperluas mandat UNIFIL. Ini mencakup tugas tambahan seperti:
ADVERTISEMENT
Indonesia mulai mengirim pasukan TNI untuk bergabung dengan UNIFIL pada 2006.
Sejak saat itu, Kontingen Garuda, nama pasukan penjaga perdamaian Indonesia, secara rutin terlibat dalam misi UNIFIL. Indonesia menjadi salah satu penyumbang pasukan terbesar di misi ini, dengan personel yang bertugas melakukan patroli, membantu menjaga stabilitas di perbatasan, serta mendukung misi kemanusiaan dan pembangunan di Lebanon.
ADVERTISEMENT