Uniknya Masker Istri KSAD: Harga Rp 22 Juta hingga Ada Dokter yang Beli

7 Juli 2020 7:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum Persit Kartika Chandra Diah Erwiany memberikan pengarahan kepada Ikatan Istri Perwira (IIS) Dikreg LVIII Seskoad TA 2020. Foto: Youtube/@TNI AD
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Persit Kartika Chandra Diah Erwiany memberikan pengarahan kepada Ikatan Istri Perwira (IIS) Dikreg LVIII Seskoad TA 2020. Foto: Youtube/@TNI AD
ADVERTISEMENT
Indonesia kini tengah memasuki era new normal atau adaptasi kebiasaan baru. Masyarakat kini harus hidup berdampingan dengan pandemi corona, dengan catatan harus memenuhi protokol kesehatan salah satunya memakai masker. Bahkan kini masker menjadi barang wajib yang harus dibawa ketika bepergian.
ADVERTISEMENT
Selama ini, masyarakat mengenal 3 jenis masker yang beredar yakni masker kain, masker bedah, dan masker N95. Nah, kini terdapat 1 jenis masker lagi yang perlu diketahui yakni berjenis clean space purifying respirator.
Masker tersebut nampak dipakai istri KSAD Jenderal Andika Perkasa, Diah Erwiany Trisnamurti Hendrati Hendropriyono, saat mendampingi suaminya berolahraga bersama para taruna di Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah, Minggu (5/7).
Diah juga pernah memakai masker tersebut saat pemakaman eks KSAD, Pramono Edhie Wibowo, pada 15 Juni dan saat teleconference dengan para perawat di RSPAD Gatot Soebroto pada 16 April. Alhasil masker yang dipakai Diah saat itu mencuri perhatian lantaran bentuknya yang unik dan jarang ditemukan.
KSAD Jenderal Andika Perkasa memberikan sambutan saat olahraga bersama dengan Taruna Akmil. Foto: Dispenad
Masker yang dipakai Diah tersebut diciptakan perusahaan Amerika Serikat, CleanSpace Technologies. Lebih spesifiknya, masker yang digunakan merupakan seri CleanSpace PAPR HALO.
ADVERTISEMENT
Masker tersebut bukan kaleng-kaleng, lantaran memiliki teknologi canggih yang memungkinkan penggunanya menghirup udara bersih setiap saat. Purifying respirator sendiri memiliki kemampuan sebagai penyaring partikel debu dan kotoran lain termasuk virus dan bakteri.
Perusahaan Clean Space Technology mengklaim produknya lebih canggih dari Powered Air Purifying Respirator (PAPR) alias pemurni udara dengan menggunakan pompa udara untuk mendorong atau menarik udara lewat penyaring.
Masker ini disebut mampu menyaring 99,97 persen partikel kecil berukuran mencapai 0,3 mikro, termasuk bio hazard. Meski tampak berat, ternyata masker itu terbilang ringan dengan hanya memiliki massa 350 gram.
Selain itu masker tersebut membutuhkan daya baterai untuk menyaring udara. Baterai masker ini bisa bertahan hingga 9 jam dengan durasi pengisian baterai hingga penuh hanya 2 jam.
KSAD Jenderal Andika Perkasa dan istri jenguk prajurit korban heli jatuh di Kendal, Jawa Tengah. Foto: Youtube/Dispen TNI AD
Namun saat ini masker tersebut belum diproduksi di Indonesia. Produsennya yakni Fischer Scientific berbasis di Australia dan Singapura. Meski demikian, perusahaan bernama Bless Indo yang berkantor di Bandung sudah ditunjuk Fischer Scientific sebagai importir pada Juni.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan informasi di internet, masker tersebut harganya berkisar SGD 2.133 atau senilai Rp 22 juta. Namun untuk harga di Indonesia, salah satu staff Bless Indo, Erlinda Meidiani, mengatakan harga masker sedikit lebih mahal karena ada pajak dan biaya impor. Hanya saja Erlinda enggan menyebut harga pastinya.
Erlinda menyatakan perusahaannya baru mempromosikan produk tersebut selama sebulan. "Tapi mulai ada yang pesan," kata Erlinda saat dihubungi kumparan, Senin (6/7).
Ia mengatakan, mereka yang memesan adalah para dokter yang sehari-hari juga bertugas menghadapi pasien COVID-19. Namun Erlinda tidak merinci dari mana saja asal dokter tersebut.
"Iya sudah lebih dari sepuluh yang pesan. Mereka dokter-dokter, yang menyadari bahwa masker seperti ini berkualitas tinggi," ucapnya.
KSAD Jenderal Andika Perkasa olahraga bersama dengan Taruna Akmil. Foto: Dispenad
Ia menambahkan para pemesan juga tak bisa langsung mendapatkan masker seperti milik istri KSAD secara cepat.
ADVERTISEMENT
"Barang ini kan inden. Jadi dari sananya kalau ada yang pesan, baru dibuat. Jadi mereka harus nunggu dulu paling lama 2 bulan. Kalau pesannya Juni awal, ya mungkin akhir Juli baru diproses," jelas Erlinda.
Sementara itu Ketua Tim Pakar Gugus Tugas COVID-19, Prof Wiku Adisasmito, merespons positif penggunaan masker istri KSAD.
"Sekarang inovasi alkes/APD (alat pelindung diri) makin besar," kata Wiku.
Ia menambahkan, masyarakat kini bebas memilih sesuai kapasitas dan kebutuhannya. Semakin baik fungsinya tentu harganya lebih mahal.
"(Yang jelas) Pilihan makin banyak," tutup Wiku.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Saksikan video menarik di bawah ini: