Unpad Cek Dugaan Mahasiswa PPDS Buat Konten Dianggap Nyindir Kasus Undip

16 Agustus 2024 20:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Universitas Padjajaran (Unpad). Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Universitas Padjajaran (Unpad). Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ramai di media sosial video konten yang diduga diperankan sejumlah mahasiswa PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad). Video itu ramai dikritik karena dianggap menyindir kasus dugaan bunuh diri mahasiswa PPDS Undip yang mengemuka baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
Dalam video berdurasi 45 detik itu, diduga mahasiswa PPDS Unpad membuat konten yang menyebut kalau kekhawatiran atas perundungan (bullying) dan senioritas merupakan sikap yang lebay. Hal itu yang dikritik netizen karena dianggap tidak empati terhadap kasus yang terjadi di Undip.
Merespons soal itu Kepala Kantor Komunikasi Publik Dandi Supriadi mengatakan Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Unpad telah membawa hal itu ke rapat internal. Namun belum dibeberkan apakah benar mereka yang membuat konten itu merupakan mahasiswa Unpad atau bukan.
"Terkait masalah ini, kebetulan tengah dibicarakan dalam rapat internal FK. Beliau mengatakan, Insyallah hari Senin bisa dikonfirmasi hasil rapatnya," kata Dandi saat dikonfirmasi via pesan singkat, Jumat (16/8).
Adapun terkait kasus dugaan bunuh diri, terjadi terhadap Aulia Risma Lestari (30), dokter RSUD Kardinah Kota Tegal yang sedang menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Prodi Anastesi di Universitas Diponegoro (Undip) bertempat di RS Kariadi Semarang. Aulia ditemukan tewas di kosannya, Rabu (14/8/2024).
ADVERTISEMENT
Polisi menduga Aulia bunuh diri karena tak kuat menahan bullying selama menjalani PPDS.
Universitas Diponegoro (Undip) Semarang buka suara terkait hal ini. Berdasarkan hasil investigasi internal Undip, tidak benar Aulia bunuh diri karena bullying.
"Mengenai pemberitaan meninggalnya Almarhumah berkaitan dengan dugaan perundungan yang terjadi, dari investigasi internal kami, hal tersebut tidak benar," tegas Rektor Undip Suharnomo melalui keterangan tertulis, Kamis (15/8).