Untuk Pertama Kali, Biden Ajak Putin Negosiasi untuk Setop Perang di Ukraina

2 Desember 2022 11:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Joe Biden. Foto: REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Joe Biden. Foto: REUTERS
ADVERTISEMENT
Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, untuk pertama kalinya mengaku bersedia berbicara dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk mengakhiri perang di Ukraina pada Kamis (1/12).
ADVERTISEMENT
Biden tidak memiliki rencana untuk menghubungi Putin dalam waktu dekat. Tetapi, dia terbuka dengan kemungkinan tersebut.
"Saya siap untuk berbicara dengan Putin bila dia memang berniat mencari cara untuk mengakhiri perang. Dia belum melakukannya," jelas Biden, dikutip dari AFP, Jumat (2/12).
"Dalam konsultasi dengan teman Prancis dan NATO saya, saya akan dengan senang hati duduk bersama Putin untuk melihat apa yang dia pikirkan. Dia belum melakukannya," lanjut dia.
Biden mengungkapkan kesediaannya saat konferensi pers bersama dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, yang berangkat untuk kunjungan kenegaraan ke AS sejak Selasa (29/11).
Macron memperjuangkan pentingnya dialog dengan Rusia. Dia kerap memperingatkan agar tidak memutus komunikasi dengan Putin. Macron akan melanjutkan pembicaraan itu usai perjalanannya ke AS.
Presiden Prancis Emmanuel Macron bersama Presiden AS Joe Biden pada konferensi pers di South Lawn Gedung Putih di Washington, AS, Kamis (1/12/2022). Foto: Jonathan Ernst/REUTERS
Selama lawatan tersebut, Biden dan Macron tampak berusaha menunjukkan persatuan. Mereka akhirnya menemui jalan tengah.
ADVERTISEMENT
Macron memberikan sikap yang lebih tegas dalam menyokong perjuangan Ukraina. Dia mengumumkan peningkatan dukungan militer. Macron menggarisbawahi, dia tidak akan mendesak Ukraina membuat kompromi yang tidak mereka inginkan dengan Rusia.
"Saya akan terus berbicara dengan Presiden Putin untuk mencegah eskalasi dan mencapai hasil yang nyata," jelas Macron.
"Kami tidak akan pernah mendesak Ukraina untuk membuat kompromi yang tidak dapat diterima oleh mereka," sambungnya.
Sementara itu, Biden mengindikasikan keterbukaan untuk penyelesaian melalui negosiasi. Kedua pemimpin ini lalu bersumpah akan mempertahankan dukungan jangka panjang bagi Ukraina.
"Ada satu cara agar perang ini berakhir—cara yang rasional. Putin menarik diri dari Ukraina, nomor satu. Tetapi tampaknya dia tidak akan menarik diri," tegas Biden.
"Gagasan bahwa Putin akan pernah mengalahkan Ukraina tidak dapat dipahami. Dia salah membuat perhitungan atas setiap hal yang dia perhitungkan di awal," tambah dia.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menghadiri pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Myanmar Wunna Maung Lwin di Naypyidaw, Myanmar, Rabu (3/8/2022). Foto: Kementerian Luar Negeri Rusia/Handout via REUTERS
AS telah mengeluarkan ancaman sejak Rusia mengumpulkan pasukan di sepanjang perbatasan Ukraina sebelum invasi pada 24 Februari.
ADVERTISEMENT
Biden dan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, berulang kali memperingatkan konsekuensi bila Rusia menyerang Ukraina.
Walau begitu, Blinken juga hanya pernah bernegosiasi sekali dengan Menlu Rusia, Sergei Lavrov. Proposalnya pun hanya bertujuan membebaskan warga AS yang ditahan tentara Rusia.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, telah menolak pembicaraan damai sejak Rusia mengeklaim telah menganeksasi keempat wilayahnya pada 30 September. Tetapi, Macron mengatakan, Zelensky menunjukkan kesediaan untuk mengejar perdamaian.
"Tugas kita adalah harus bekerja sama dengannya," ujar Macron.