Upacara Ngaben di Bali Prokes Ketat, Tunjukkan Contoh Adaptasi Kebiasaan Baru

10 Oktober 2021 8:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prosesi pembakaran peti berbentuk lembu atau sapi putih yang berisi jenazah Ida Pedanda Nabe Gede Dwija Ngenjung saat upacara Ngaben di kawasan Sanur, Denpasar, Bali, Jumat (8/10/2021). Foto: Nyoman Hendra Wibowo/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Prosesi pembakaran peti berbentuk lembu atau sapi putih yang berisi jenazah Ida Pedanda Nabe Gede Dwija Ngenjung saat upacara Ngaben di kawasan Sanur, Denpasar, Bali, Jumat (8/10/2021). Foto: Nyoman Hendra Wibowo/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 di tanah air mulai memperlihatkan arah yang terkendali. Kegiatan yang melibatkan banyak orang pun kembali dibuka.
ADVERTISEMENT
Di antaranya, pelaksanaan prosesi adat Upacara Ngaben di Bali pada Jumat (8/10), yang dihelat dalam prokes ketat. Pemerintah mengawasi dan memberikan apresiasi atas kerja sama penyelenggara serta masyarakat setempat dalam upaya perlindungan kesehatan yang diterapkan selama upacara agung tersebut.
Situasi COVID-19 yang membaik dan dorongan untuk memulai adaptasi kehidupan baru berdampingan dengan COVID-19, membuat pemerintah secara bertahap mulai melakukan beberapa penyesuaian aturan pembatasan kegiatan masyarakat. Termasuk aktivitas adat dan keagamaan tertentu yang biasanya dihadiri masyarakat luas.
Ratusan warga mengiringi arak-arakan bade atau menara usungan jenazah Ida Pedanda Nabe Gede Dwija Ngenjung saat upacara Ngaben di kawasan Sanur, Denpasar, Bali, Jumat (8/10/2021). Foto: Nyoman Hendra Wibowo/ANTARA FOTO
Di Bali, Upacara Ngaben dengan penerapan prokes ketat telah digelar pada Jumat, bertempat di area terbuka Pantai Matahari Terbit, Sanur. Ngaben tidak hanya merupakan bagian dari warisan budaya dan prosesi keagamaan yang diagungkan, melainkan juga telah menjadi salah satu ikon peristiwa yang menjadi daya tarik wisatawan.
ADVERTISEMENT
“Data monitoring kepatuhan prokes Bali yang selalu tercatat tinggi diatas 90% menjadi modal dasar membaiknya penanganan COVID-19, turunnya level PPKM, dan dibolehkannya upacara besar seperti Ngaben atau Pelebon," ujar Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, dr Reisa Broto Asmoro, dalam keterangan resminya, Minggu (10/10).
Menurut dr Reisa, membaiknya situasi Bali juga membuat pemerintah membuka penerbangan langsung ke Bali dari Jepang, Korea Selatan, China, Selandia Baru dan Uni Emirat Arab pada 14 Oktober 2021.
dr. Reisa Broto Asmoro. Foto: Gugus Tugas
Guna mengoptimalkan perlindungan kesehatan dan menekan risiko transmisi dalam situasi yang makin terkendali, Prokes di Sanur diterapkan dengan sangat ketat sepanjang pelaksanaan Upacara Ngaben.
Masyarakat terpantau patuh mengenakan masker. Panitia juga menyediakan sarana penunjang seperti tempat cuci tangan dan hand sanitizer di tempat upacara. Selain itu, warga yang belum mendapatkan vaksinasi tidak diperbolehkan masuk ke lokasi.
ADVERTISEMENT
Untuk memastikan status vaksinasi tersebut, panitia upacara mengharuskan pengunjung melakukan scan QR Code PeduliLindungi di pintu masuk.
“Kita harus memberikan apresiasi setinggi - tingginya kepada masyarakat Bali yang membuktikan bahwa adaptasi kebiasaan baru dapat diterapkan dalam upacara adat besar seperti Ngaben tokoh besar seperti Ida Pedanda Nabe Gede Dwija Ngenjung,” ujar dr Reisa.
Warga negara asing (WNA) menyaksikan prosesi pembakaran peti berbentuk lembu atau sapi putih saat upacara Ngaben di kawasan Sanur, Denpasar, Bali, Jumat (8/10/2021). Foto: Nyoman Hendra Wibowo/ANTARA FOTO

Bali Bangkit Lewat Adaptasi Kebiasaan Baru

Sementara itu, promotor prokes COVID-19 asal Bali, Dr. dr. Ni Wayan Eka Cipta Sari, menambahkan, adaptasi kebiasaan baru diterjemahkan dengan memakai masker, pemeriksaan suhu, penyediaan tempat cuci tangan dan cairan pembersih tangan, penggunaan aplikasi Peduli Lindungi.
"Kemudian, mengurangi jumlah tamu dan panitia kapasitas sampai dengan 75 persen, mengadakan rapid test antigen untuk ratusan panitia yang terlibat, penempatan Satgas Kota Denpasar di tiap titik prosesi kremasi (Ngaben), penempatan spanduk dan baliho peringatan taat prokes dan penugasan MC yang selalu mengingatkan peserta Plebon untuk taat Prokes,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Kepatuhan yang tinggi dalam penerapan prokes, kesadaran masyarakat untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru, serta cakupan vaksinasi yang baik, mencerminkan semangat bahwa Bali siap bangkit.
Ratusan warga mengiringi arak-arakan bade atau menara usungan jenazah Ida Pedanda Nabe Gede Dwija Ngenjung saat upacara Ngaben di kawasan Sanur, Denpasar, Bali, Jumat (8/10/2021). Foto: Nyoman Hendra Wibowo/ANTARA FOTO
Capaian vaksinasi di Bali adalah salah satu tertinggi secara nasional. Menurut website https://vaksin.kemkes.go.id/ per 9 Oktober 2021, sudah lebih dari 98 persen sasaran vaksinasi di Bali mendapatkan suntikan dosis pertama.
'Bali Bangkit' artinya dengan tatanan kehidupan baru, menunjukkan ke dunia, bahwa Bali bersih, sehat, aman, dan ramah lingkungan (clean, healthy, safe, and environmentally friendly).
Diharapkan, semangat ini juga dapat memberikan motivasi bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk terus aktif bergerak dengan tetap mewaspadai virus corona yang hidup berdampingan dengan kita.
---------------------------------
Ikuti survei kumparan dan menangi e-voucher senilai total Rp 3 juta. Isi surveinya sekarang di kum.pr/surveinews
ADVERTISEMENT