Upaya Djarum Foundation Ajak Anak Muda Sadar Lingkungan: Siap Darling-Web Series

25 September 2024 10:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Director Communications Djarum Foundation Mutiara Diah Asmara saat sesi panel kumparan Green Initiative Conference 2024 di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (24/9/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Director Communications Djarum Foundation Mutiara Diah Asmara saat sesi panel kumparan Green Initiative Conference 2024 di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (24/9/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) turut ambil bagian dalam kumparan Green Initiative Conference 2024. Hal ini sebagai komitmen BLDF untuk menyebarkan semangat peduli lingkungan terhadap masyarakat.
Selama ini, BLDF menaruh perhatian pada peningkatan literasi masyarakat terhadap isu lingkungan, khususnya di kalangan anak muda. Sebab hal ini jadi salah satu poin penting untuk meningkatkan kesadaran menjaga lingkungan.
Director Communications Djarum Foundation, Mutiara Diah Asmara, mengatakan, anak muda saat ini membutuhkan literasi soal lingkungan yang relevan, bahasa yang mudah dan sederhana, hingga cara yang tidak rumit.
"Nah untuk itu, tapi memang di Djarum Foundation itu fokus mendorong literasi lingkungan yang bisa meningkatkan pemahaman bagi generasi muda," jelas Mutiara saat diskusi panel 2 kumparan Green Initiative Conference 2024 di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (24/9).
Dalam diskusi panel dengan topik edukasi dan tema 'Membangun Masa Depan Hijau dengan Literasi sebagai Landasan Transformasi' ini, Mutiara memastikan BLDF hadir untuk membentuk kepedulian generasi lingkungan melalui gerakan digital Siap Sadar Lingkungan (Siap Darling) yang diinisiasi sejak 2018.
Melalui platform Siap Darling, BLDF melakukan berbagai kegiatan yang melibatkan ribuan mahasiswa dalam aksi nyata pelestarian lingkungan.
"Kami bekerja sama dengan lebih dari 10 ribu mahasiswa dari 250 kampus yang telah bergabung, kami menyebutnya Darling Squad. Kemudian sekaligus mencintai sejarah bangsa," papar dia.
Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) menginisiasi gerakan Siap Sadar Lingkungan (Siap Darling) dengan mengajak kalangan mahasiswa. Foto: Dok. Djarum Foundation
Mutiara menjelaskan para Darling Squad melakukan penanaman di situs-situs bersejarah. Sudah ada 10 kawasan situs bersejarah dan 12 candi di Jawa dan Sumatera yang sudah dilakukan penghijauan bersama-sama dengan mahasiswa.
"Nah, di sini mereka bisa langsung mengintegrasikan social medianya sekaligus mengikuti aksinya," terang dia.
Selain penghijauan, para Darling Squad juga melakukan pembersihan sungai. "Nah, jadi integrasi antara penanaman, membersihkan sampah dan sebagainya," kata Mutiara.
Selain melalui Siap Darling, BLDF menekankan pendekatan komunikasi yang efektif dalam meningkatkan kesadaran anak muda terhadap lingkungan, yakni melalui web series.
“Web series ini kami lakukan setiap tahun dan memang mendapatkan views yang cukup tinggi. Jadi secara total kami meluncurkan itu, ini merupakan web series kelima yang baru kami luncurkan di pekan lalu. Dari keempat web series sebelumnya, web series kami sudah mendapatkan sekitar 18 juta views,” terang Mutiara.
Director Communications Djarum Foundation Mutiara Diah Asmara dan Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK Sigit Reliantoro saat sesi panel kumparan Green Initiative Conference 2024 di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (24/9/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Dalam kesempatan yang sama, Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK Sigit Reliantoro mengatakan, literasi soal lingkungan memang sangat dibutuhkan bagi kalangan anak muda, namun harus juga dibarengi dengan aksi nyata.
"Jadi tahun 2018 itu, dilakukan penelitian di Yogyakarta terhadap anak muda yang kebetulan mereka ada program adiwiata. Dan penelitiannya memang menunjukkan mereka bisa mengidentifikasi secara antusias sebagai sadar lingkungan," terangnya.
"Tapi setelah diteliti mendalam, ternyata kesadarannya itu cuma pada level pengetahuan. Belum ditranslasi menjadi aksi yang nyata," jelas Sigit.
Menurut Sigit, tingkat awareness di Indonesia sebenarnya cukup tinggi, namun sayangnya tidak diikuti dalam perilaku sehari-hari.
Oleh karena itu, ia mengapresiasi semua pihak yang telah berkolaborasi dalam melakukan aksi nyata dalam menjaga lingkungan.
"Mereka harus satu, take action. Jadi, enggak usah menunggu apa-apa, enggak usah terlalu juga, istilahnya kalau anak-anak yang sekarang tidur-tiduran itu, take action. Kemudian, stay informed, but limit," pungkasnya.