Upaya Menag Redam Radikalisme Ratusan Mantan Kombatan ISIS

15 Mei 2018 15:49 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Agama Lukman Hakim (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Agama Lukman Hakim (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin angkat bicara mengenai adanya 500an WNI mantan kombatan ISIS di Suriah, Timur Tengah. Menurut dia, penanganan WNI mantan kombatan ISIS itu sepenuhnya kewenangan pihak kepolisian dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di bawah koordinasi Menkopolhukam.
ADVERTISEMENT
"Sementara, yang dilakukan Kementeria Agama adalah upaya terus-menerus untuk bagaimana mempromosikan, menyebarluaskan, menebarkan paham keagamaan yang moderat," katanya di Istana Negara, Selasa (15/5).
Lukman menjelaskan, moderat yang dimaksud adalah Islam yang tidak radikal. Menurutnya, Islam merupakan ajaran agama yang melindungi sesama umat manusia lainnya.
"Moderat dalam artian tidak ekstrem dan berlebihan. Ajaran agama yang betul-betul mampu mengembalikan ekstensi dan substansi yang sesungguhnya yaitu ajaran agama yang melindungi, menjaga, memelihara, harkat, derajat kemanusiaan," tutur politikus PPP itu.
Sehingga, lanjut dia, tidak benar apabila Islam mengajarkan untuk saling tidak menghormati antar umat beragama lainnya.
"Bukan sebaliknya. Bukan, atas nama agama lalu kemudian kita sesama umat manusia saling merendahkan harkat dan derajat martabat kita bahkan saling meniadakan satu dengan yang lain," pungkas Lukman.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, dia menegaskan, Kementerian Agama akan terus menyebarluaskan moderarisasi agama Islam kepada seluruh penduduk Indonesia.
"Jadi moderasi agama itu yang terus kita promosikan, kita sebarkan melalui lembaga pendidikan keagamaan kita, melalui ormas-ormas keagamaan, tokoh-tokoh agama dan semua kita," tutupnya.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkapkan, jumlah WNI yang sudah berangkat ke Suriah tercatat lebih dari 1.100 orang, dengan 500 di antaranya masih di Suriah dan 103 meninggal dunia di Suriah. Dan sisanya saat ini telah dideportasi kembali ke Indonesia.