Upaya Nakes Jaga Kesehatan Jemaah Haji Lansia yang Jumlahnya Naik Nyaris 100%

5 Juli 2023 7:54 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas kesehatan membantu calon haji yang telah sembuh usai perawatan di tenda pos kesehatan jelang pelaksanaan wukuf di Arafah, Arab Saudi, Selasa (27/6/2023). Foto: Wahyu Putro A/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Petugas kesehatan membantu calon haji yang telah sembuh usai perawatan di tenda pos kesehatan jelang pelaksanaan wukuf di Arafah, Arab Saudi, Selasa (27/6/2023). Foto: Wahyu Putro A/Antara Foto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penyelenggaraan haji 2023 menghadapi tantangan yang cukup berat. Selain kuota normal, jumlah jemaah haji lansia juga naik nyaris 100 persen.
ADVERTISEMENT
Kondisi ini membutuhkan peran ekstra dari para tenaga kesehatan yang ikut bertugas mengawal stamina, kebugaran, dan kesehatan jemaah lansia.
"Sesuai dengan amanat UU Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah (PIHU), jemaah haji Indonesia perlu mendapatkan pelayanan kesehatan," terang anggota Amirul Hajj perwakilan dari Kementerian Kesehatan, Sundoyo, di Madinah, Selasa (4/7/2023).
Anggota Amirul Haj Sundoyo. Foto: Istimewa
Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) mencatat, lebih 61.000 lansia dari 209.782 jemaah haji yang tahun ini tiba di Arab Saudi. Ini merupakan angka lansia terbesar dalam 10 tahun terakhir penyelenggaraan ibadah haji.
Pada tahun 2014, jumlah jemaah haji lansia pada angka 22.022. Jumlah ini terus meningkat menjadi 23.928 (2015), 25.471 (2016), dan 33.732 (2017). Sempat turun menjadi 32.499 pada 2018, lalu naik lagi pada angka 39.659 di 2019. Dengan angka itu, lonjakan lansia hampir mencapai 100% pada 2023.
ADVERTISEMENT
Kementerian Kesehatan mengirimkan 2.113 tenaga kesehatan untuk mengawal kesehatan para jemaah haji khususnya lansia. Mereka terdiri atas tenaga dokter, termasuk dokter spesialis, dan perawat.
Selain dokter dan perawat, ada juga Tenaga Promosi Kesehatan. Tugasnya, memberikan pelayanan di luar gedung dengan cara memberikan edukasi dan imbauan agar jemaah menjaga kesehatan dengan cara banyak minum dan makan makanan yang sehat.
"Kami juga siapkan pelayanan kesehatan di kloter, sektor, dan Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), baik Makkah maupun Madinah," sebutnya.
"Disiapkan juga, pelayanan kesehatan pada Pos Kesehatan Arafah dan Pos Kesehatan Mina," sambungnya.
Jemaah haji Indonesia yang sakit diberangkatkan ke Arafah untuk mengikuti Safari Wukuf. Foto: Kemenag
Jika ada jemaah yang tidak dapat diberikan pelayanan kesehatan di KKHI karena peralatan kesehatan yang terbatas, Sundoyo memastikan mereka dirujuk ke RS Arab Saudi. Selama menjalani perawatan di RS Arab Saudi, jemaah akan didampingi oleh tenaga kesehatan Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Hal ini untuk memudahkan komunikasi antara pasien dengan tenaga kesehatan RS Arab Saudi," sebutnya.
Layanan kesehatan yang disiapkan Kemenkes juga didukung dengan obat-obatan dan alat kesehatan, termasuk alat kesehatan habis pakai.
Kementerian Kesehatan terus berkoordinasi dengan Kementerian Agama untuk memastikan bahwa jemaah haji mendapatkan hak akses terhadap pelayanan kesehatan dengan mutu yang baik.
"Penanganan kesehatan menjadi bagian dari usaha menjaga kesehatan jemaah," ujarnya.
Jemaah haji Indonesia yang sakit diberangkatkan ke Arafah untuk mengikuti Safari Wukuf. Foto: Kemenag