Upaya Redakan Ketegangan, Menkeu AS Janet Yellen Kunjungi China

6 Juli 2023 18:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Janet Yellen. Foto: Christopher Aluka Berry/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Janet Yellen. Foto: Christopher Aluka Berry/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Keuangan Amerika Serikat, Janet Yellen, dilaporkan telah tiba di Ibu Kota Beijing, pada Kamis (6/7). Dia dijadwalkan bertemu dengan sejumlah pejabat tinggi China sebagai upaya memperbaiki hubungan bilateral yang dilanda ketegangan beberapa bulan terakhir.
ADVERTISEMENT
"Menteri Keuangan akan bertemu dengan pejabat China, pengusaha Amerika Serikat, dan elemen-elemen masyarakat," ujar para pejabat AS, seperti dikutip dari Associated Press.
Mereka tidak merinci berapa lama Yellen akan berada di China, tetapi sudah dipastikan bahwa wanita berusia 76 tahun ini tidak akan bertemu dengan Presiden Xi Jinping.
"Yellen berencana untuk fokus pada stabilisasi ekonomi global dan menantang dukungan China pada Rusia selama invasi ke Ukraina," kata pejabat Kementerian Keuangan AS menjelang keberangkatan Yellen ke Beijing.
Agenda ini merupakan tindak lanjut atas pertemuan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dengan Xi di Beijing pada Juni 2023 lalu — yang sempat tertunda akibat insiden 'balon pengintai' China.
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berjabat tangan dengan Presiden China Xi Jinping di Aula Besar Rakyat di Beijing, Senin (19/6/2023). Foto: Leah Millis/REUTERS
Dalam pertemuan tingkat tinggi pertama AS ke China dalam lima tahun itu, Blinken dan Xi sepakat untuk menstabilkan hubungan bilateral. Namun, kedua pejabat gagal menyepakati peningkatan komunikasi antara militer mereka.
Sebelumnya, Yellen telah memperingatkan agar tidak terjadi perpecahan ekonomi atau bahkan pemutusan hubungan antara pasar AS dan China.
Dia juga berpendapat kedua negara yang saling bersaing ini dapat menemukan cara untuk 'hidup berdampingan' — meski hubungan mereka bersitegang dalam hal geopolitik dan pembangunan ekonomi.
Hubungan AS dan China telah bersitegang akibat perselisihan dalam teknologi, keamanan, klaim tumpang tindih atas Laut China Selatan, serta persaingan terkait penyebaran pengaruh di panggung global.
Kedua negara ini juga diterpa rentetan insiden yang menimbulkan ketegangan signifikan, seperti ketika sebuah 'balon pengintai' milik China ditembak jatuh setelah beterbangan di atas fasilitas militer sensitif AS pada Februari 2023 lalu.
ADVERTISEMENT
Selain itu, baru-baru ini Presiden Joe Biden juga memberikan komentar pedas terhadap Xi — menyebutnya sebagai 'diktator'. Ejekan ini pun mengundang kritik dari rakyat dan pemerintah Partai Komunis China.