Upayakan Pelestarian, Nojorono Kudus Hadirkan Kotemplasi Mahakarya Caping Kalo

2 Mei 2024 18:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nojorono Kudus terus berupaya melestarikan Caping Kalo sebagai identitas budaya khas Kudus. Foto: Nojorono Kudus
zoom-in-whitePerbesar
Nojorono Kudus terus berupaya melestarikan Caping Kalo sebagai identitas budaya khas Kudus. Foto: Nojorono Kudus
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Nojorono Kudus terus berupaya melestarikan Caping Kalo sebagai identitas budaya khas Kudus. Salah satu upaya ini dihadirkan lewat Kontemplasi Mahakarya Caping Kalo pada 26–27 April 2024 lalu.
Perhelatan yang diadakan di Pendopo Kabupaten Kudus, ini turut menggandeng maestro Tanah Air seperti Didik Nini Thowok, JB. Iwan Sulistyo, Ari Sutedja, serta Christophoros Stamboglis sebagai salah satu maestro asal Yunani untuk tampil.
Ary Sutedja, sang maestro musik klasik, mengungkapkan rasa terima kasihnya karena Nojorono Kudus mengupayakan keberlangsungan pelestarian budaya melalui perhelatan Kontemplasi Mahakarya Caping Kalo.
“Terima kasih Nojorono atas upaya dan ikhtiarnya untuk melangsungkan kegiatan yang bisa memperkenalkan kembali budaya Kota Kudus pada masyarakatnya. Kami berharap generasi muda bisa terus berinovasi menjadi insan yang terus belajar, tumbuh, dan berkembang dan terus berkontribusi kepada bangsa melalui pelestarian kebudayaan,” ungkapnya.

Upaya Pelestarian Caping Kalo

Diperlukan komitmen penuh dalam upaya pelestarian Caping Kalo. Tumbuh dan berkembang di Kota Kretek, Nojorono Kudus merupakan salah satu perusahaan pionir dalam industri sigaret turut mengambil peran dalam pelestarian warisan budaya Caping Kalo.
Nojorono Kudus menghadirkan sebuah karya tari bernama Tari Cahya Nojorono. Itikad pelestarian ini turut didukung penuh oleh PemKab dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus.
Perhelatan Kontemplasi Mahakarya “Caping Kalo” turut dimeriahkan oleh pameran lukisan dan gelaran workshop bersama JB. Iwan Sulistyo. Sebanyak 25 peserta melukis diundang, dan dua peserta terpilih diberi kesempatan melukiskan karyanya di atas caping kalo sebagai media lukisnya.
Selanjutnya, perhelatan tersebut menampilkan pertunjukan Ary Sutedja bersama penyanyi seriosa Christophoros Stamboglis. Sebagai pencetus koreografi Tari Cahya Nojorono, pertunjukan Tari Dwimuka Jepind disuguhkan langsung Didik Nini Thowok. Tari Cahya Nojorono juga secara perdana diperkenalkan dan disaksikan langsung oleh seluruh masyarakat Kudus.
Arief Goenadibrata selaku Direktur PT Nojorono Tobacco Indonesia mengatakan, Tari Cahya Nojorono merupakan karya tari yang memadukan nilai budaya Kudus dan nilai budaya Nojorono Kudus yakni Cipta, Rasa, Karya, Cahaya dan prinsip bekerja Bersatu, Berdoa, Berkarya.
“Melalui koreografi tarian ini, kami berharap untuk memberikan pemahaman tentang filosofi serta nilai dari budaya itu sendiri. Dengan begitu, generasi muda juga akan terpapar dan ikut berpartisipasi dalam pelestarian ini,” tutupnya.
Artikel ini dibuat oleh kumparan Studio