Update COVID: BOR Sudah 12% di Jawa, Hanya Jatim yang di Bawah 5%

4 Agustus 2022 19:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prof. Wiku Adisasmito. Foto: Dok. BNPB
zoom-in-whitePerbesar
Prof. Wiku Adisasmito. Foto: Dok. BNPB
ADVERTISEMENT
Seiring meningkatnya kasus COVID-19 dalam beberapa pekan terakhir, keterisian tempat tidur (BOR) RS pasien corona di Indonesia juga meningkat. Di Pulau Jawa, misalnya, BOR kini mencapai 12%.
ADVERTISEMENT
Menurut Jubir Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito, hanya provinsi Jawa Timur yang BOR-nya masih di bawah 5%.
"Angka keterisian tempat tidur atau BOR yang pada minggu-minggu sebelumnya dapat kita pertahankan di bawah 5%, nyatanya saat ini sudah mengalami peningkatan," kata Wiku dalam konpers di YouTube BNPB, Kamis (4/8).
"BOR di DKI Jakarta menjadi yang tertinggi yaitu 12,93%, disusul Kalimantan Selatan dengan 12,79%, Banten 11,85%, dan Jawa Barat angka BOR 8,28%, dan hanya Jawa Timur yang angka BOR-nya di bawah 5%," imbuhnya..
Menurut Wiku, kenaikan kasus COVID-19 di sejumlah negara seperti Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Singapura disebabkan ancaman sub varian BA.5 dan BA.4, serta kelonggaran prokes. Sebab itu, ia berharap masyarakat bisa kembali lebih waspada taat proses.
ADVERTISEMENT
Ia juga meminta pemerintah daerah untuk menarik 'rem' apabila kasus COVID-19 terpantau terus meningkat. Terakhir, Wiku meminta bagi masyarakat yang belum dapat divaksin, dan yang sudah diberikan booster.
"Tidak hanya memakai masker, namun juga menjaga jarak dan mencuci tangan. Hal ini terbukti berdampak positif untuk menurunkan kasus di beberapa negara lain contohnya adalah Prancis yang kembali menerapkan wajib masker kembali baru-baru ini. Bagi masyarakat yang belum, segera booster," imbaunya.
"Dan kepada seluruh pemerintah daerah terutama 5 provinsi tertinggi, evaluasi penanganan di daerah masing-masing. Apabila kenaikan kasus terus terjadi perlu diambil langkah tegas untuk mencegah terjadinya kenaikan terus menerus dan kembali membawa kita pada puncak kasus baru," tutupnya.