Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Update Data Gempa Tasikmalaya: 4 Orang Meninggal, 2.935 Rumah Rusak
17 Desember 2017 17:05 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
ADVERTISEMENT
Gempa berkekuatan 6.9 SR yang mengguncang Jawa Barat bagian selatan pada Jumat (15/12) pukul 23.47 WIB menelan korban jiwa dan kerusakan di beberapa tempat.
ADVERTISEMENT
Data terbaru yang diterima kumparan dari BNPB, hingga minggu (17/12) pukul 14.30 WIB, tercatat 4 orang meninggal dunia, 11 orang luka berat, 25 orang luka ringan.
Korban meninggal adalah Hj. Dede Lutfi (60) warga Ciamis tertimpa bangunan, Masiah (55) warga Ciamis yang terkena serangan jantung saat gempa, Aminah (80) warga Kota Pekalongan tertimpa bangunan roboh, dan Fatimah (34) warga Bantul yang jatuh saat gempa dan meninggal di rumah sakit.
“Korban meninggal telah dimakamkan, dan keluarga yang ditinggalkan akan diberi santunan dari pemerintah,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam rilis yang diterima kumparan, Minggu (17/12).
Sedangkan untuk kerusakan infrastruktur tercatat 451 rumah rusak berat, 579 rumah rusak sedang, dan 1.905 rumah rusak ringan. Total 2.935 rusak akibat gempa ini.
ADVERTISEMENT
Selain itu juga terdapat kerusakan 46 unit sekolah/madrasah, 38 unit tempat ibadah, 9 kantor, dan 4 rumah sakit dan puskesmas.
Akibat kerusakan tersebut, sebanyak 200 orang mengungsi di Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis.
“Gempa tidak merusak sarana dan prasarana umum yang vital seperti jalan raya, jembatan, utilitas listrik, utilitas air minum, dan lainnya. Tetapi pendataan masih dilakukan. Diperkirakan jumlah kerusakan akan bertambah,” ujar Sutopo.
Sedangkan daerah yang paling parah mengalami kerusakan terdapat di 4 daerah yaitu Kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Pangandaran.
Kerusakan parah tersebut dikarenakan ke empat daerah ini paling dekat dengan episentrum gempa sehingga intensitas gempa yang dirasakan ada pada level V-VI MMI (sedang hingga kuat).
ADVERTISEMENT
Bupati/Walikota di keempat daerah tersebut telah menetapkan status keadaan tanggap darurat penanganan gempa bumi selama 7 hari, terhitung dimulai pada (16/12) hingga (22/12), yang dapat diperpanjang sesuai dengan situasi di lapangan.
Menurut Sutopo, kepala BNPB Willem Rampangilei telah melakukan rapat koordinasi dengan para kepala daerah BPBD, Kementerian Sosial, dan aparat setempat di Tasikmalaya dan Ciamis untuk mengatasi dampak dari gempa di 4 daerah tersebut.
“Empat prioritas yang perlu ditangani adalah penambahan bantuan logistik, perbaikan pemukiman yang rusak, bantuan pendanaan, dan perbaikan kerusakan sarana prasarana umum,” ujarnya.
Sutopo pun menambahkan bahwa bantuan logistik dari BNPB akan diberikan kepada daerah yang telah menetapkan status tanggap darurat.
“BNPB menyerahkan dana siap pakai Rp 250 juta kepada 4 daerah yang telah menetapkan tanggap darurat untuk operasional selama masa tanggap darurat,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Untuk perbaikan pemukiman yang rusak akan dipenuhi melalui bantuan stimulan dana dari BNPB dengan masing-masing daerah terlebih dahulu melakukan verifikasi yang valid secara “by name by address” dan di-SK-kan oleh Kepala Daerah masing-masing.
“Langkah ini harus ditempuh sebagai bentuk akuntabilitas dan transparansi penggunaan dana serta untuk menjamin terhadap kejelasan jumlah bantuan maupun siapa penerimanya,” imbuhnya.
Saat ini tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, Kementerian Kesehatan, SKPD, Tagana, PMI, relawan, NGO dan masyarakat masih melakukan penanganan darurat.
“Bantuan mendesak yang diperlukan masyarakat saat ini adalah hunian sementara (huntara), tenda, relawan untuk membersihkan material bangunan yang rusak, permakanan, trauma healing, tukang, dan bahan material bangunan,” pungkasnya.