Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Update Gempa Turki: Korban Tewas Bertambah Jadi 3.613, 13.293 Luka-luka
7 Februari 2023 5:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Pemerintah setempat kembali memberikan data terbaru mengenai korban tewas akibat gempa 7,8 magnitudo di Turki dan Suriah. Kini dikonfirmasi ada 3.613 korban tewas dan 13,293 korban luka.
ADVERTISEMENT
“7.340 orang telah berhasil dievakuasi sejauh ini. Berdasarkan data terbaru, total korban (tewas) gempa di Turki dan negara tetangga Suriah menjadi 3.613 jiwa,” kata salah satu petugas layanan darurat bencana, dilansir dari AFP, Selasa (7/2).
Dari total jumlah korban, 2.316 ditemukan tewas di Turki, sedangkan sisanya di wilayah Suriah. Mayoritas para korban tewas akibat tertimbun reruntuhan karena tidak sempat melarikan diri.
Gempa dahsyat tersebut mengguncang beberapa Provinsi di Turki pada dini hari sekitar pukul 4.17 waktu setempat. Guncangan ini pun turut dirasakan hingga Suriah, Lebanon, dan Siprus.
Belum ada informasi terbaru apakah ada WNI yang turut menjadi salah satu korban tewas akibat gempa ini. Sejauh ini pihak KBRI baru mengkonfirmasi ada 2 WNI yang menjadi korban luka, tempat tinggal kedua WNI yang berlokasi di Provinsi Kahramanmaras itu juga telah rusak parah.
Akibat peristiwa ini Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menetapkan masa berkabung nasional selama sepekan ke depan.
ADVERTISEMENT
“Masa berkabung nasional telah diumumkan selama tujuh hari. Kami akan mengibarkan bendera setengah tiang hingga matahari terbenam pada Minggu, 12 Februari 2023 di semua kantor perwakilan nasional dan kantor perwakilan asing kami," kata Erdogan dalam unggahan twitter resminya @RTErdogan, dikutip Selasa (7/2).
Kini evakuasi masih terus berlanjut, hanya saja medan yang curam dan dipenuhi reruntuhan menjadi salah satu kendala yang harus dihadapi oleh petugas. Belum lagi suhu musim dingin yang kini sedang melanda negara perbatasan Eropa dan Asia itu.