Update: Sudah 33 Gempa Susulan Guncang Banten, Berkekuatan 2,5-5,7 Magnitudo

15 Januari 2022 13:31 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kerusakan akibat gempa di Kabupaten Lebak, Banten. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Kerusakan akibat gempa di Kabupaten Lebak, Banten. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
BMKG terus melaporkan kondisi Banten usai guncangan gempa 6,6 magnitudo pada Jumat (14/1) petang kemarin. Tercatat, sudah ada 33 gempa susulan hingga Sabtu (15/1) pukul 12.00 WIB.
ADVERTISEMENT
Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menyebut kekuatan gempa susulan bervariasi antara 2,5 magnitudo hingga 5,7 magnitudo.
"Hingga hari Sabtu, 15 Januari 2022 pukul 12.00 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi 33 kali aktivitas gempa susulan (aftershock), dengan magnitudo terbesar 5,7 dan magitudo terkecil adalah 2,5," terang Daryono dalam keterangan resminya.
Daryono, Kabid Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Foto: Utomo P/kumparan
Daryono menjelaskan gempa ini berjenis dangkal bersifat destruktif akibat adanya deformasi/patahan batuan di dalam Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi/menunjam ke bawah Selat Sunda-Banten.
"Gempa Ujung Kulon ini jenisnya mirip dengan gempa Selatan Jawa Timur magnitudo 6,1 pada 10 April 2021 lalu yang juga bersifat destruktif. Sama-sama gempa intraslab yaitu gempa dengan sumber di dalam Lempeng Indo-Australia," terangnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Daryono, wilayah Selat Sunda memang sering terjadi gempa hingga tsunami. Hal ini berdasarkan catatan sejarah.
"Tsunami Selat Sunda pada tahun 1722, 1852, dan 1958 disebabkan oleh gempa. Tsunami tahun 416, 1883, 1928, 2018 berkaitan dengan erupsi Gunung Krakatau. Sedangkan tsunami tahun 1851, 1883, dan 1889 dipicu aktivitas longsoran," rincinya.