Usai Dubesnya Diusir, Afrika Selatan Ingin Perbaiki Hubungan dengan AS

17 Maret 2025 18:42 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cyril Ramaphosa Foto: REUTERS/Siphiwe
zoom-in-whitePerbesar
Cyril Ramaphosa Foto: REUTERS/Siphiwe
ADVERTISEMENT
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengatakan memperbaiki hubungan dengan Amerika Serikat menjadi prioritas sejak Washington mengusir duta besar Afrika Selatan Ebrahim Rasool.
ADVERTISEMENT
Ketegangan antara kedua negara memuncak pada Jumat (14/3) ketika Menlu AS Marco Rubio mengungkapkan di X bahwa Rasool tidak lagi diterima di AS, memanggilnya politisi yang menghasut isu rasial yang membenci Presiden Donald Trump.
"Memperbaiki hubungan dengan Amerika Serikat menjadi prioritas kami," kata Ramaphosa kepada jurnalis, dikutip dari AFP, Senin (17/3).
Tak hanya itu, dia juga mengatakan bahwa AS dalam mitra dagang terbesar kedua Afrika Selatan setelah China.
Sebelumnya, Rubio menyatakan Rasool sebagai persona non grata setelah duta besar itu mendeskripsikan gerakan Make America Great Again (MAGA) milik Trump sebagai respons supremasi kulit putih terhadap keragaman demografi di AS. Hal itu diungkapkan Rasool dalam sebuah seminar daring pada Jumat lalu.
ADVERTISEMENT
Dubes Afrika Selatan Ebrahim Rasool. Foto: Rodger Bosch/AFP
"Kami telah mencatat ketidaksenangan yang telah diungkapkan Amerika Serikat, khususnya terkait pernyataan yang dibuat Rasool," kata Ramaphosa.
Ramaphosa mengatakan, Rasool akan kembali ke Afrika Selatan dan memberikan laporan lengkap.
Rasool merupakan aktivis anti apartheid di masa mudanya dan menyatakan kemarahannya atas pemerintah Israel atas peperangan di Gaza.
Pengusiran Rasool merupakan perkembangan terbaru dari ketegangan antara Washington dan Pretoria atas beberapa perbedaan kebijakan dan kasus Afrika Selatan terhadap Israel di Mahkamah Internasional.
AS diketahui sangat jarang mengambil langkah mengusir duta besar.