Usai Insiden Pengusiran oleh Bakamla, Tak Ada Kapal China di Laut Natuna Utara

4 November 2024 15:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
KN Pulau Dana-323 membayangi Kapal China Coast Guard (CCG-5042) di Laut Natuna Utara, Jumat (25/10) Foto: Dok. Bakamla
zoom-in-whitePerbesar
KN Pulau Dana-323 membayangi Kapal China Coast Guard (CCG-5042) di Laut Natuna Utara, Jumat (25/10) Foto: Dok. Bakamla
ADVERTISEMENT
Badan Keamanan Laut (Bakamla), memastikan tak ada lagi kapal coast guard China yang memasuki wilayah perairan Indonesia, di Laut Natuna Utara (LNU).
ADVERTISEMENT
Sebelumnya kapal patroli Bakamla melakukan pengusiran sebanyak 2 kali pada tanggal 21 dan 24 Oktober 2024.
Kepala Bakamla Laksamana Madya TNI Irvansyah awalnya mengatakan bahwa sepanjang tahu 2024 ini, hanya ada 2 insiden pengusiran yang terjadi.
"Kalau sepanjang tahun ini baru pertama," ujarnya di Kantor Kemenkopolkam, Jakpus, Senin (4/11).
Setelah insiden itu, dia memastikan tak ada lagi yang memasuki wilayah perairan Indonesia di sana. Patroli laut pun tetap dilakukan oleh Bakamla.
Kapal China Coast Guard (CCG-5042) di Laut Natuna Utara, Jumat (25/10) Foto: Dok. Bakamla
Irvansyah menyebutkan kapal-kapal China itu terbilang kooperatif.
"Itu tetap [patroli], kalo itu patroli sepanjang tahun tetap patroli tapi sampai sekarang belum ada lagi (kapal coast guard cina)," katanya.
Bahkan, terlepas dari insiden tersebut, Bakamla mengaku memang akan melakukan penebalan patroli di kawasan tersebut serta wilayah strategis lainnya.
ADVERTISEMENT
"Ya Kita memang ada penebalan memang rencana bakamla kan diperkuat itu, jadi bukan karena itu [2 insiden pengusiran]," terang Irvansyah.
Poros strategis yang dimaksud adalah di Selat Malaka, perairan Natuna Utara, dan di perairan perbatasan Indonesia-Malaysia yang berada di Kalimantan, bernama Ambalat.
"Memang kita perkuat poros-poros startegis, jadi kayak di Selat Malaka, di Natuna Utara, di Ambalat," tutupnya.