Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Kasus pembantaian sembilan orang di Meksiko memicu ketakutan di tengah komunitas Mormon Amerika Serikat. Mereka memutuskan untuk berbondong-bondong meninggalkan Meksiko demi keamanan diri dan keluarga.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, sekitar 150 orang meninggalkan permukiman La Mora di negara bagian Sonora, Meksiko. Menurut Taylor Langford, kerabat korban pembantaian, warga yang pergi adalah 60 persen dari jumlah penduduk La Mora.
Tiga warga Meksiko yang bekerja di permukiman tersebut mengatakan, kini hanya ada empat dari 34 rumah yang masih dihuni warga Mormon. Langford mengatakan, beberapa dari mereka pergi sementara, beberapa memutuskan pindah selamanya.
Langford sendiri kini pindah di Utah, AS, setidaknya sampai situasi aman. "Kami meninggalkan semuanya demi keamanan keluarga kami," ujar Langford.
Tiga wanita dan enam anak-anak tewas ditembaki pekan lalu dalam perjalanan menuju AS. Beberapa di antaranya korban hangus dibakar di dalam mobil mereka. Belum ada keterangan siapa pelaku penyerangan, namun diduga kuat kartel narkotika.
ADVERTISEMENT
Howard Miller, suami dari salah satu korban, Rhonita Miller LeBaron, juga ikut meninggalkan Meksiko ke North Dakota, AS. Kebanyakan dari mereka tinggal bersama keluarga di AS atau ke rumah kedua mereka di negara itu.
AS telah mengirimkan tim dari FBI untuk membantu penyelidikan kasus ini. Pengerahan FBI sesuai dengan bantuan yang ditawarkan Presiden Donald Trump kepada Meksiko.