Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Usai Singapura, Eks Presiden Sri Lanka yang Kabur Akan ke Thailand
10 Agustus 2022 13:42 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Thailand adalah negara Asia Tenggara kedua yang menjadi persinggahan Rajapaksa. Dia telah mencari perlindungan sementara di luar negeri usai mengundurkan diri dari jabatannya.
Masyarakat menyalahkan pemerintahan Rajapaksa atas krisis ekonomi yang menggasak Sri Lanka. Dia dinilai gegabah mengelola keuangan sehingga negara itu tak mampu membayar utang sebesar USD 51 miliar (Rp 758 triliun).
Akibatnya, Sri Lanka tidak dapat mengimpor kebutuhan paling dasar sekalipun. Hingga 21 juta penduduknya lantas menderita selama berbulan-bulan.
Mereka menghadapi pemadaman listrik, serta kekurangan pasokan pangan dan bahan bakar. Pengunjuk rasa anti-pemerintah kemudian menyerbu dan menduduki kediaman dan kantor resmi Rajapaksa.
Kerusuhan massal akhirnya mendesak Rajapaksa untuk angkat kaki dari negara itu pada 13 Juli. Rajapaksa pertama kali terbang dengan pesawat militer ke Maladewa.
ADVERTISEMENT
Melanjutkan perjalanannya, Rajapaksa singgah di Singapura. Dia mendapatkan izin kunjungan jangka pendek sejak 14 Juli.
Rajapaksa menyerahkan surat pengunduran dirinya dari negara itu. Dia menjadi presiden pertama yang berhenti di tengah masa jabatan di Sri Lanka.
Singapura kemudian memperpanjang visa kunjungan singkat Rajapaksa. Keputusan itu memungkinkan dia untuk tinggal hingga Kamis (11/8). Menilik perizinan yang hampir habis, Rajapaksa dikabarkan akan segera berangkat ke Thailand.
Juru Bicara Kabinet Sri Lanka, Bandula Gunawardena, meyakini bahwa dia tidak tengah bersembunyi. Gunawardena memperkirakan, Rajapaksa akan kembali ke Sri Lanka.
"Saya yakin dia pada akhirnya akan mempertimbangkan untuk kembali ke Sri Lanka, tetapi tidak ada sikap politik atau sikap lain yang pasti mengenai hal ini," terang Gunwardena pada 26 Juli, dikutip dari Reuters, Rabu (10/8).
ADVERTISEMENT
Ranil Wickremesinghe mengambil alih posisi Rajapaksa usai memenangkan pemilu parlemen. Penjabat perdana menteri hingga enam kali itu mengungkap dugaan berbeda pada 31 Juli.
Wickremesinghe menjelaskan, Rajapaksa sebaiknya tidak kembali dalam waktu dekat. Sebab, kedatangannya dapat mengobarkan ketegangan politik.
"Menurut saya, ini bukan saatnya dia kembali," ungkap Wickremesinghe.
"Saya tidak punya indikasi bahwa dia akan segera kembali," tambahnya.