Usai Usir Dirut Krakatau Steel, Anggota Komisi VII Usulkan Panja Baja

15 Februari 2022 14:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Produksi bulanan baja lembaran dingin atau baja cold rolled coil (CRC) PT Krakatau Steel (Persero) Tbk pecah rekor. Foto: Krakatau Steel
zoom-in-whitePerbesar
Produksi bulanan baja lembaran dingin atau baja cold rolled coil (CRC) PT Krakatau Steel (Persero) Tbk pecah rekor. Foto: Krakatau Steel
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Polemik pengusiran Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS), Silmy Karim, dalam rapat bersama Komisi VII DPR pada Senin (14/2) terus berlanjut. Anggota Komisi VII DPR Fraksi Golkar, Lamhot Sinaga, mengusulkan agar Komisi VII segera membentuk panitia kerja (panja) baja.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut bertujuan mengungkap persoalan yang terjadi di Krakatau Steel seperti peningkatan impor baja nasional dan proyek tanur tiup (blast furnace) yang mangkrak enam tahun.
“Kalau saya sendiri sudah resmi mengusulkan untuk dibentuk panja baja untuk mengungkap tabir gelap yang ada di dalam tubuh Krakatau Steel ini,” ucap Lamhot kepada kumparan, Selasa (15/2).
“Jika panja nanti jadi dibentuk, maka kita bisa melakukan investigasi menyeluruh,” lanjutnya.
Panja merupakan tim yang dibentuk oleh komisi di DPR untuk mengusut sebuah kasus yang menjadi sorotan publik. Pihak yang diundang pun hanya bertanggung jawab pada komisi yang membentuknya.
Ketika ditanya terkait agenda rapat dengan Silmy berikutnya, Lamhot menyatakan akan dibahas lebih lanjut di rapat internal.
ADVERTISEMENT
“Tentang kelanjutannya, kita akan rapat internal dulu, ya,” sebut Lamhot.
Soal kritik Formappi bahwa Komisi VII yang arogan mengusir Silmy, plitikus Golkar tersebut menyebut Silmy justru kerap memotong pembicaraan dalam rapat kemarin. Ia menduga, Silmy panik ketika Komisi VII mencecar soal impor baja dan pabrik blast furnace.
“Yang arogan adalah Dirut Krakatau Steel, bahkan sangat over reaktif, suka memotong pembicaraan lagi,” tegas Hilmy.
“Dirut Krakatau Steel mungkin panik karena kebobrokannya terungkap, sehingga dia sering memotong pembicaraan,” tandas dia.