Ustaz Adi Hidayat Beri Ceramah di Istana Jelang Buka Puasa

Suasana sidang kabinet paripurna yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (21/3/2025). Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Kabinet Merah Putih yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto mengadakan acara buka bersama di Istana Kepresidenan. Acara tersebut dilakukan setelah sebelumnya dilakukan sidang kabinet paripurna (SKP).

Acara bukber diawali dengan mendengarkan siraman rohani dari Ustaz Adi Hidayat. Tampak para menteri, wakil menteri, kepala badan, Kapolri, Panglima TNI, hingga Jaksa Agung saksama mendengarkan isi kultum (kuliah tujuh menit) tersebut.

Tiba waktu berbuka, Ustaz Adi Hidayat memimpin doa berbuka puasa dan dilanjutkan dengan buka bersama.

Tampak para anggota Kabinet Merah Putih menyantap makanan dan minuman yang sudah tersaji di atas meja.

Sambil berbuka, tampak pula satu sama lain para anggota kabinet saling mengobrol dan bersenda gurau. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan salat berjemaah.

Presiden Prabowo Subianto memberikan pengantar saat memimpin sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (21/3/2025). Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Sebelumnya, Prabowo menyampaikan sidang kabinet kali ini untuk membahas kesiapan jelang Lebaran Idul Fitri berjalan lancar. Ia juga sempat menyinggung soal harga pangan yang relatif stabil di Ramadan kali ini.

“Bulan-bulan ini apalagi menjelang Ramadan dan Idul Fitri kondisi pangan kita aman, kondisi pangan kita cukup terkendali,” kata Prabowo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (21/3).

“Bertahun-tahun kita selalu khawatir dengan keamanan pangan kita, kita selalu khawatir kita harus impor, alhamdulillah tahun ini produksinya sangat baik, saya monitor harga-harga sampai hari ini terkendali,” sambungnya.

Sementara Ustaz Adi Hidayat usai buka puasa menjelaskan apa yang ia sampaikan ke Prabowo.

"Bapak Presiden, kami ulama mendampingi para pemerintahan negara supaya baik, stabil lalu kita memberikan inspirasi di masa kehidupan lalu saat kondisi-kondisi yang dinilai dulu perbandingannya ekonominya sulit. Kondisinya tidak mudah dan itu bisa selesai dlm durasi yang sangat singkat," ujar Adi Hidayat.

"Jadi kalau nabi dulu 20 tahun bisa melahirkan generasi emas yang berkemajuan dlm peradaban. Sekarang kita 2025, 20 tahun lagi kan 2045 jadi kalau visinya bisa diambil, nilai-nilainya bisa dipelajari boleh jadi dengan durasi yang sama mungkin bisa terwujud."