Usulan Demul Kirim Siswa ke Barak Dikritik: Tak Semuanya Diselesaikan Militer

30 April 2025 10:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (29/4/2025). Foto: Haya Syahira/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (29/4/2025). Foto: Haya Syahira/kumparan
ADVERTISEMENT
Anggota Komisi X DPR RI Bonnie Triyana mengkritisi program Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi untuk mengirim siswa bermasalah ke barak militer selama 6 bulan hingga 1 tahun.
ADVERTISEMENT
Menurutnya problem anak bermasalah tidak serta merta bisa diselesaikan melalui jalur pendidikan militer.
"Tidak semua problem harus diselesaikan oleh tentara, termasuk persoalan siswa bermasalah," ujar Bonnie dalam keterangan tertulis, Rabu (30/4).
Menurut politisi PDIP itu, siswa bermasalah memerlukan pendidikan karakter yang mumpuni dengan melibatkan psikolog dan psikiater bukan dengan cara dididik secara militer.
"Penguatan karakter bukan selalu berarti mendidik siswa bermasalah dengan cara militeristik. Penanganan siswa bermasalah harus dipahami secara holistik dengan menelaah keluarga, lingkungan pergaulan dan aktivitas di sekolah," kata Bonnie.
"Melibatkan psikolog dan psikiater untuk menangani siswa bermasalah jauh lebih tepat ketimbang mengirim mereka ke barak militer," sambungnya.
Bonnie lebih mendukung pihak sekolah untuk mengoptimalkan penyediaan fasilitas olahraga dan kesenian sebagai terapi bagi anak-anak bermasalah.
ADVERTISEMENT
Untuk itu ia meminta Dedi Mulyadi untuk mengkaji lagi program mengirimkan anak bermasalah ke barak militer. Menurutnya hal ini bukan jawaban untuk menyelesaikan masalah kedisiplinan remaja.
"Cara instan menyelesaikan problem kenakalan remaja tidak akan bisa menyelesaikan masalah hingga ke dasarnya, yang seringkali berakar ke problem sosial," pungkasnya.
Sebelumnya Dedi Mulyadi mengatakan pendidikan di barak ini akan berlangsung pada 2 Mei 2025 dengan Kota Bandung sebagai penggagas. Ia bahkan mengatakan sudah meneken Memorandum of Understanding dengan TNI untuk kerja sama program pendisiplinan siswa ini.
"Jadi masuk barak militer bukan latihan perang-perangan, bukan. Membantu membangun kesehatan pikiran, kesehatan mental, dan kesehatan raga mereka agar mereka menjadi anak-anak yang bugar, tidak minum, tidak merokok, tidak makan eksimer, tidak minum ciu,” kata Dedi saat menjelaskan programnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (29/4).
ADVERTISEMENT