Usulan Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

29 Maret 2024 11:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
Gedung UNESCO di Paris Foto: REUTERS/Philippe Wojazer
zoom-in-whitePerbesar
Gedung UNESCO di Paris Foto: REUTERS/Philippe Wojazer
ADVERTISEMENT
UNESCO telah mengakui Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha sebagai hari besar keagamaan. Penetapan ini diresmikan atas usulan Indonesia dan 24 negara lainnya pada Sidang ke-219 Dewan Eksekutif UNESCO di Paris, Kamis (26/3).
ADVERTISEMENT
"Pengakuan dan perayaan Idul Fitri dan Idul Adha oleh UNESCO menggarisbawahi komitmen Organisasi untuk mendorong pemahaman budaya dan saling menghormati," tulis UNESCO dalam dokumen hasil sidang yang diunggah di situs resminya.
"Sikap ini menekankan komitmen UNESCO untuk merangkul keberagaman dan mengakui kekayaan warisan budaya dan praktik keagamaan di negara-negara anggota," lanjutnya.
Ilustrasi open house di Malaysia saat momen Idul Fitri. Foto: HUZAIME/Shutterstock
Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Paris turut membagikan informasi ini melalui akun Instagramnya.
"Alhamdulillah, atas usulan Indonesia, dan didukung lebih dari 30 negara, UNESCO telah mengakui Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha sebagai Hari Besar keagamaan. Salah satu poin keputusannya adalah meminta UNESCO untuk memastikan bahwa pada kedua hari tersebut, UNESCO tidak akan akan diselenggarakan pertemuan resmi apa pun di Markas Besar UNESCO di Paris," tulis KBRI Paris dalam keterangan unggahannya, Kamis (26/3).
ADVERTISEMENT

Momen Penting

Dalam dokumen hasil penetapan itu, UNESCO menyebut Idul Fitri dan Idul Adha sebagai hari raya keagamaan yang penting bagi umat Islam di seluruh dunia.
"Perayaan Idul Fitri dan Idul Adha menjadi momen penting untuk introspeksi, persahabatan, dan penanaman nilai-nilai syukur, tidak mementingkan diri sendiri, empati, dan kasih sayang," tulis UNESCO.
Pengakuan dan perayaan Idul Fitri dan Idul Adha selaras dengan tujuan utama UNESCO untuk mempromosikan perdamaian global, toleransi, saling pengertian, dan pembangunan berkelanjutan.
Suasana salat Idul Adha di Masjid Istiqlal, Kamis (29/6). Foto: Annisa Thahira Madina/kumparan
Dengan secara resmi mengakui ketaatan Islam yang penting ini, UNESCO menegaskan kembali komitmennya untuk menjunjung tinggi prinsip-prinsip martabat manusia, kesetaraan, dan keragaman budaya. Hal ini juga menekankan perannya sebagai katalisator untuk membangun komunitas global yang lebih inklusif dan harmonis.
ADVERTISEMENT
Negara-negara anggota lain yang mendukung usulan ini adalah Aljazair, Bangladesh, Kolombia, Pantai Gading, Djibouti, Mesir, Yordania, Kuwait, Lebanon, Libya, Malaysia, Mali, Mauritania, Maroko, Oman, Filipina, Qatar, Federasi Rusia, Arab Saudi, Palestina, Sudan , Republik Arab Suriah, Tunisia, dan Yaman.