Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Utusan Khusus AS untuk Hak LGBT+ Batal Kunjungi Indonesia
2 Desember 2022 23:12 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Utusan khusus Amerika Serikat untuk LGBT, Jessica Stern, dipastikan batal mengunjungi Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dua Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Sung Yong Kim, memberikan kepastian itu. Kim menjelaskan, ada berbagai pertimbangan mengapa Stern batal mengunjungi Indonesia.
"Salah satu alasan hubungan Amerika Serikat dan Indonesia begitu kuat adalah karena kita sama-sama menjunjung tinggi nilai-nilai seperti demokrasi, hak asasi manusia, keragaman, dan toleransi. Nilai-nilai tersebut harus berlaku untuk setiap anggota masyarakat, termasuk kelompok LGBTQI+," kata Dubes Kim dalam keterangan persnya, Jumat (2/12).
Kim menjelaskan, di setiap negara, dialog tentang hak asasi manusia sangat penting. Menurutnya, dialog merupakan hal yang fundamental bagi demokrasi.
"Demokrasi yang maju menolak kebencian, intoleransi, dan kekerasan terhadap kelompok mana pun, dan mendorong dialog yang mencerminkan keragaman luas di masyarakat mereka," kata Kim.
ADVERTISEMENT
Kim menuturkan, sebenarnya AS berharap Stern tetap bisa mengunjungi Indonesia.
Stern diharapkan bisa berdialog dengan para pemimpin keagamaan, pejabat pemerintah dan anggota masyarakat untuk memastikan penghormatan terhadap hak asasi manusia LGBTQI+.
Namun, karena banyaknya penolakan dari berbagai elemen masyarakat dan dikhawatirkan kunjungan Stern memicu eskalasi, Kim mengatakan, kunjungan Stern ke Indonesia dibatalkan.
"Setelah berdiskusi dengan rekan-rekan kami di pemerintah Indonesia, kami telah memutuskan untuk membatalkan Kunjungan Utusan Khusus Stern ke Indonesia," kata Kim.
"Mengetahui bahwa orang-orang LGBTQI+ di seluruh dunia mengalami tingkat kekerasan dan diskriminasi yang tidak proporsional, penting untuk melanjutkan dialog dan memastikan rasa saling menghormati satu sama lain, daripada menganggap seolah-olah isu tersebut tidak ada," lanjut Kim.
"Negara-negara seperti Indonesia dan AS dapat saling belajar mengenai cara melawan kebencian dan memastikan masyarakat yang lebih sejahtera dan inklusif untuk semuanya," tutup dia.