news-card-video
19 Ramadhan 1446 HRabu, 19 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Utusan Khusus Presiden Palestina Ungkap Cara Agar AS Ubah Sikap Bela Palestina

18 Maret 2025 19:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Kehakiman Otoritas Palestina, Mahmoud Al-Habbash menghadiri Diskusi Iftar Talk bertema Masa Depan Palestina: Dampak Kebijakan Presiden Trump di Hotel Arya Duta Jakarta Pusat pada Selasa (18/3/2025). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Kehakiman Otoritas Palestina, Mahmoud Al-Habbash menghadiri Diskusi Iftar Talk bertema Masa Depan Palestina: Dampak Kebijakan Presiden Trump di Hotel Arya Duta Jakarta Pusat pada Selasa (18/3/2025). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Israel kembali menggempur Gaza pada Selasa (18/3), sementara dukungan Amerika Serikat terhadap serangan itu tetap mengalir kuat.
ADVERTISEMENT
Utusan Khusus Presiden Palestina sekaligus Menteri Kehakiman Otoritas Palestina, Mahmoud Al-Habbash, mengungkap jalan terbaik menghadapi kebijakan AS bukan dengan perang, melainkan diplomasi yang bisa meyakinkan Washington bahwa kepentingannya justru terjamin dengan kemenangan Palestina.

AS Bekerja Berdasarkan Kepentingan

Al-Habbash menilai hubungan AS dan Israel tidak didasarkan pada prinsip agama, melainkan kepentingan.
Jika AS melihat dukungan terhadap Israel justru merugikan kepentingan nasionalnya, maka kebijakan itu bisa berubah.
“Sebetulnya negara-negara Islam mampu berdiplomasi dan bisa meyakinkan AS untuk mengubah kebijakan AS untuk menjadi kepentingan mereka,” kata Al-Habbash dalam diskusi Iftar Talk bertema Masa Depan Palestina: Dampak Kebijakan Presiden Trump pada Selasa (18/3).
Diskusi Iftar Talk bertema Masa Depan Palestina: Dampak Kebijakan Presiden Trump di Hotel Arya Duta Jakarta Pusat pada Selasa (18/3/2025). Foto: Tiara Hasna/kumparan
Ia juga mengatakan, setiap USD 1 yang dikucurkan AS dan sekutu Barat ke Israel berujung pada pembunuhan 1 warga Palestina dan penghancuran 1 rumah serta 1 masjid di Gaza. Sebaliknya, USD 1 dari umat Islam bisa menyelamatkan kehidupan warga Palestina.
ADVERTISEMENT
“Umat Islam itu kaya dan besar. Tapi kita butuh persatuan dan organisasi yang lebih baik untuk membantu Palestina,” tegasnya.
Al-Habbash juga menekankan pentingnya peran negara-negara Islam seperti Indonesia, Pakistan, dan Turki dalam memperkuat koordinasi politik dan ekonomi guna menekan Israel dan AS.

Trump dan Ancaman Perang Global

Dalam kesempatan itu, Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani, Prof. Hikmahanto Juwana, juga memperingatkan bahwa kebijakan Trump lebih agresif dibanding presiden-presiden AS sebelumnya.
“Trump ini beda. Dia tidak diapresiasi oleh pemilihnya sendiri. Kebijakan luar negerinya bisa menjerumuskan dunia dalam konflik besar,” ujarnya.
Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani (UNJANI) Hikmahanto Juwana menghadiri Diskusi Iftar Talk bertema Masa Depan Palestina: Dampak Kebijakan Presiden Trump di Hotel Arya Duta Jakarta Pusat pada Selasa (18/3/2025). Foto: Dok. Istimewa
Hikmahanto menyoroti serangan AS terhadap kelompok Houthi sebagai bukti bahwa AS tidak akan membiarkan Iran membantu mereka.
Jika Iran bereaksi, negara lain bisa ikut terseret, dan skenario Perang Dunia III bukan tidak mungkin terjadi.
ADVERTISEMENT
Guru besar Hubungan Internasional itu juga menekankan pentingnya mendorong rakyat AS untuk menolak kebijakan Trump.
“Kita dorong rakyat AS untuk menentang kebijakan-kebijakan yang dibuat Trump. Karena kadang melawan negara besar seperti AS, belum tentu mampu, tapi dengan mengandalkan warga mereka sendiri untuk menurunkan Trump, adalah salah satu opsi,” kata Hikmahanto.

Nasib Gaza di Bawah Trump

Warga Palestina mencari barang-barang yang bisa diselamatkan di antara puing-puing rumahnya yang hancur akibat serangan Israel di kamp pengungsi Nuseirat, Jalur Gaza bagian tengah, Selasa (18/3/2025). Foto: Eyad BABA / AFP
Melihat situasi saat ini, menurut Hikmahanto, Gaza bisa lenyap jika kebijakan dan janji-janji AS-Israel terus dibiarkan.
“Bahkan, Presiden Trump bangga ada kartun atau meme terkait Gaza dengan gedung mewah di mana dia minum dengan Netanyahu,” katanya.
Ia pun menyoroti bagaimana aksi pro-Palestina di AS kini dihadapi dengan represif.
“Demo pro-Palestina di Universitas Columbia berujung pada penangkapan dan dakwaan UU terorisme. AS yang selalu bicara kebebasan berpendapat, kini menutup ruang itu,” tegasnya.
ADVERTISEMENT
Hikmahanto menilai sudah saatnya Indonesia mengambil sikap lebih tegas terhadap kebijakan AS yang mendukung genosida di Gaza.
“Di Indonesia, kita harus bisa melakukan tindakan-tindakan yang menunjukkan kepada Presiden Trump bahwa tindakan yang dilakukan terutama dalam mendukung Israel menghilangkan rakyat Palestina di Gaza adalah kejahatan internasional,” tutupnya.