news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Vaksin Merah Putih Eijkman: Desember 2020 Sudah Mau Jadi, 2021 Anggaran Tak Ada

17 Januari 2022 21:55 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Soebandrio seusai RDPU dengan Komisi VII DPR, Senin (17/2). Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Soebandrio seusai RDPU dengan Komisi VII DPR, Senin (17/2). Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan
ADVERTISEMENT
Lembaga Biologi Molekuler Eijkman menjadi salah satu yang mengembangkan Vaksin Merah Putih. Namun vaksin itu tak kunjung terealisasi.
ADVERTISEMENT
Lantas apa yang sebenarnya terjadi, hingga pengembangan vaksin itu di bawah Eijkman lambat?
Eks Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Profesor Amin Soebandrio, saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Senin (17/1), membeberkan alasannya.
"Vaksin Merah Putih ini lembaga Eijkman di Maret 2020 mendapat perintah dari Menristek/BRIN Prof Bambang Brodjonegoro untuk membuat vaksin, seed vaksin. Jadi pengembangan itu ada 2 tahap. Seed vaksin yang selesai diserahkan ke industri," kata Amin membuka penjelasannya.
Ide untuk membuat vaksin, kata Amin sebenarnya sudah ada sejak Januari 2020. Ia bersepakat dengan Bio Farma untuk mengembangkan vaksin tersebut.
"Nah pada Desember 2020 kami sebetulnya sudah menyelesaikan sekitar 85-90 poersen dari seed vaksin itu dan Januari kita sampaikan ke Bio Farma, setelah dilihat belum memenuhi persyaratan industri," kata Amin.
ADVERTISEMENT
Gedung Lembaga Eijkman di Jakarta. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Menurut Amin, selama 2021 pihaknya mencoba untuk memenuhi persyaratan itu. Salah satunya mengajukan anggaran untuk bio rector yang fungsinya untuk memperbanyak vaksin.
"Januari 2021 kami mengusulkan anggaran untuk menyelesaikan tugas-tugas itu untuk pengadaan bio reactor dan sebagainya. Tapi karena mulai proses penggantian tapi anggaran disetujui tapi gak kunjung cair sampai akhir periode," kata Amin.
Amin menjabarkan dalam keterbatasan itu, pihaknya tetap berusaha untuk mencapai target yang diminta. Dua peneliti di tempatkan di Bio Farma demi memperbanyak vaksin dan melakukan pengembangan sesuai syarat industri.
"Beberapa bulan sebelum akhir tahun kami sudah bisa meningkatkan yang diminta. Kami melakukan pengujian pada hewan dan hasilnya bagus. Dari situ Bio Farma mengatakan bisa dilanjutkan," kata Amin.
ADVERTISEMENT
Amin memperkirakan vaksin yang dikembangkan Eijkman belum bisa selesai pada pertengahan tahun ini.
"Menurut kesepahaman saya akan diadakan pembahasan antara Bio Farma dengan BRIN, untuk uji klinik fase 1, 2, 3. Di mana saat ini masih dalam pembahasan kelihatannya belum bisa selesai di pertengahan tahun ini," kata Amin.
"Yang selesai tahun ini yang dikembangkan di tempat lain, tapi yang Eijkman masih sampai awal tahun 2023. Tergantung proses uji klinik dan sebagainya," pungkas Amin.