Vaksin Merah Putih Unair: Hasilkan Imunogenisitas Baik, Siap Produksi Awal 2022

18 Agustus 2021 15:19 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi riset di laboratorium Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Foto: Instagram/@univ_airlangga
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi riset di laboratorium Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Foto: Instagram/@univ_airlangga
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia lewat enam lembaga sedang mengembangkan vaksin Merah Putih untuk memperbanyak stok vaksin nasional. Dari keenam lembaga yang ditunjuk, sejauh ini hanya vaksin buatan peneliti Universitas Airlangga yang menunjukkan perkembangan signifikan.
ADVERTISEMENT
Vaksin Merah Putih yang dikembangkan oleh Universitas Airlangga (Unair) telah menunjukkan hasil yang baik. Setelah melalui berbagai proses yang panjang, kini vaksin COVID-19 tersebut akan segera diujikan kepada manusia.
Ketua Tim Peneliti Vaksin Merah Putih Unair, Prof Fedik Abdul Rantam, mengungkapkan sebenarnya ada lima platform yang turut dikembangkan untuk vaksin ini. Namun, pihaknya memilih inactivated virus atau platform yang sama dengan vaksin Sinovac.
"Memang tidak hanya vaksin Merah Putih dari Unair saja, tapi dari beberapa institusi juga mengembangkan. Unair sendiri punya lima platform tapi saat ini yang terpilih yang model inactivated. Ada model peptide, vaksin tetes oral, kemudian ada cocktail, ada adenovirus system," kata Prof. Fedik dalam keterangan pers virtualnya di YouTube BPOM, Rabu (18/8).
ADVERTISEMENT
Saat ini, vaksin Merah Putih buatan Unair masih dalam tahap uji praklinis kedua yang dilakukan pada hewan. Walau proses praklinis masih berjalan, ia mengatakan vaksinnya memperlihatkan respons baik, khususnya dari sisi imunogenisitas.
"Terkait dengan kemajuan penelitian ini memang kami sudah sampaikan pada uji praklinis 1 dan 2, 1 hasilnya baik dari sisi imunogenisitas. Dan pendekatan respons imunnya dan menghasilkan hasil yang menjanjikan. Dan ini dasar kami mengembangkan ke praklinis fase kedua yang sedang berjalan," jelas Fedik.
BPOM serahkan sertifikat CPOB kepada PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia, Rabu (18/8). Foto: YouTube/BPOM RI
Ia masih belum bisa membeberkan hasil dari praklinis kedua tersebut. Namun, Fedik yakin hasil uji coba yang diberikan pada hewan makaka (sejenis monyet) tersebut sangatlah baik.
"Kami pantau saat ini memang kami belum bisa memberikan hasil keseluruhannya karena belum selesai. Jadi on going respons imun yang kita dapatkan dari fisik sampai fisiologi dari makaka tersebut, kemudian antibodi menunjukkan tren yang lebih baik," jelas Fedik.
ADVERTISEMENT
"Oleh karena itu, dosis yang kita berikan itu berarti berfungsi dan mudah-mudahan sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia sehingga bisa memproduksi antibodi yang lebih baik," sambungnya.

Hasil Uji Klinis I Vaksin Merah Putih Unair: Produksi Antibodi Tinggi

Kampus Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Foto: Instagram/@univ_airlangga
Menurut Prof. Fedik, hasil penelitian sementara uji klinis I menunjukkan terdapat produksi antibodi terhadap COVID-19 yang relatif tinggi pada hewan yang diamati.
"Artinya dapat menunjukkan tren ini mampu memproduksi antibodi yang tinggi. Harapan kami adalah protektif berdasarkan uji tantang. Terbukti dari virus tidak kita temukan pada yang kita challenge. Ini menunjukkan hal yang sangat positif karena itu kita meningkat ke uji klinik kedua ke makaka dan berjalan baik-baik saja," tutur Fedik.
Terkait tantangan yang dihadapi dalam pengembangan vaksin ini, ia menyebut pada awal penelitian pihaknya mengalami kendala pada Laboratorium Biosafety Level 3 (BSL-3) atau lab khusus untuk dengan tingkat keamanan yang sangat tinggi.
ADVERTISEMENT
Namun, hal tersebut kini telah diatasi, bahkan pelaksanaan uji klinis kali ini menjadi lebih baik dari sebelumnya.
"Tentu BSL-3 ada kendala sekarang sudah terpenuhi karena Unair punya BSL-3 yang dulu supporting Kemenkes dan sekarang berfungsi dengan baik sehingga kita bisa menjalankan uji praklinis dengan makaka yang kedua ini jauh lebih baik," tutupnya.
PT Biotis akan memproduksi vaksin Merah Putih hasil riset Unair. Foto: Instagram/Biotis
Sebelumnya, terdapat enam lembaga yang turut mengembangkan vaksin Merah Putih yakni Eijkman, LIPI, UI, ITB, UGM, dan Unair. Akan tetapi, hingga saat ini, baru vaksin Merah Putih Unair yang menunjukkan potensi pengembangan selanjutnya.
Dengan adanya tren baik ini, maka vaksin Unair punya peluang besar untuk dilakukan uji klinis kepada manusia. Selain itu, PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia juga telah meneken kerja sama dengan Unair untuk memproduksi vaksin tersebut. Rencananya, vaksin ini akan diproduksi pada semester pertama tahun 2022 mendatang.
ADVERTISEMENT