Vaksin Sinopharm dan Sinovac Bisa Digunakan untuk Semua Strain Virus Corona

28 Oktober 2020 16:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi virus corona. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi virus corona. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Virus corona jenis baru atau SARS-CoV-2 telah bermutasi ke beberapa tipe galur atau strain. Salah satunya menjadi D614G.
ADVERTISEMENT
Ada kelompok masyarakat yang mempertanyakan, apakah mutasi ini berpengaruh ke efektivitas vaksin atau tidak. Terkait hal ini, BPOM punya jawaban.
"Sebenarnya terkait dengan perbedaan strain virus ini berdasarkan studi mutasi virus yang telah dilakukan tidak mempengaruhi protein struktur. Yang merupakan protein reseptor tempat berikatan dengan antigen dengan vaksin itu sendiri. Yang menjadi dasar pembentukan vaksin COVID-19 ," kata Plt Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Zat Adiktif BPOM, Togi Hutadjulu, dalam konferensi pers virtual, Rabu (28/10).
Jadi, menurut Togi, walaupun ada perubahan atau perbedaan strain itu secara umum tidak mempengaruhi struktur dari reseptor untuk mengikat antigen tersebut.
"Sebagaimana kita ketahui virus SARS-CoV-2 memiliki beberapa protein yang spesifik pada semua jenis strain virus. Yaitu protein S, protein M, dan protein E. Untuk kandidat vaksin COVID-19 yang ada pada saat ini dibuat dengan mengacu pada berbagai jenis protein tersebut," urai Togi.
ADVERTISEMENT
"Sehingga sebenarnya vaksin yang dikembangkan oleh Sinopharm, Sinovac, itu dapat digunakan untuk semua strain virus SARS-CoV2," tutup Togi.
Kick off uji klinis tahap 3 vaksin Sinopharm di UAE pada 16 Juli 2020. Foto: Twitter/@admediaoffice
Sebelumnya, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dan Universitas Airlangga menemukan sejumlah kasus corona di Indonesia yang mengandung mutasi D614G. Mutasi virus ini disebut-sebut lebih berbahaya karena 10 kali lebih menular.
Namun, selaras dengan BPOM, Kepala Lembaga Eijkman, Amin Soebandrio, memastikan belum ada bukti ilmiah infeksi akibat D614G lebih berat dan berbahaya. Selain itu, Amin menegaskan mutasi virus corona ini tidak akan mengganggu pengembangan vaksin.
"Mutasi itu terjadi pada spike-nya, tapi tidak mengganggu bagian spike [yang] menempel pada reservoir manusia. Jadi vaksin juga tidak terganggu mutasi tersebut," kata Amin dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IX DPR, Senin (31/8).
ADVERTISEMENT