Vaksin Sinovac Diklaim Aman untuk Anak Usia 3-17 Tahun

25 Maret 2021 10:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
kemasan Vaksin Corona Sinovac (kiri) dan Kemasan vaksin COVID-19 yang diperlihatkan di Command Center serta Sistem Manajemen Distribusi Vaksin (SMDV) Bio Farma (kanan).  Foto: Thomas Peter /REUTERS dan M Agung Rajasa/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
kemasan Vaksin Corona Sinovac (kiri) dan Kemasan vaksin COVID-19 yang diperlihatkan di Command Center serta Sistem Manajemen Distribusi Vaksin (SMDV) Bio Farma (kanan). Foto: Thomas Peter /REUTERS dan M Agung Rajasa/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Pihak perusahaan mengatakan vaksin Sinovac aman untuk diberikan kepada anak-anak berusia tiga hingga 17 tahun. Kini, perusahaan telah menyerahkan data penelitian awal tersebut ke pemerintah China.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, Direktur Medis Sinovac Gang Zeng mengatakan, pengujian tahap awal itu melibatkan 550 anak.
"Dari hasi penelitian memperlihatkan, vaksin tersebut bisa memicu kekebalan," ujar Zeng dalam konferensi pers pada Senin (22/3).
Meski begitu, Zeng mengungkap, sebanyak dua anak mengalami demam tinggi setelah diberikan vaksin tersebut. Masing-masing berusia tiga dan enam tahun. Sementara itu, lainnya hanya mengalami gejala ringan.
Terkait temuan tersebut, seorang profesor kedokteran NUS Singapura, Eng Eong Ooi, data tersebut belum bisa dipastikan memberikan gambaran yang lengkap soal vaksin tersebut.
Ia mengatakan, anak-anak jauh lebih kecil kemungkinannya untuk sakit parah dengan COVID-19. Akan tetapi, tetapi mereka masih berisiko dan dapat menyebarkan virus.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya Sinovac yang mulai menguji vaksin corona terhadap anak-anak. Pfizer tengah melakukan penelitian terhadap anak berusia 12-16 tahun.
Sementara itu, Moderna telah mempelajari vaksinnya pada anak-anak berusia 12 tahun ke atas, dan minggu lalu mengumumkan studi baru yang menguji penggunaannya pada anak-anak di bawah 12 tahun.
Sinopharm juga tengah menyelidiki keefektifan vaksin untuk anak-anak. Perusahaan tersebut mengatakan pada Januari telah menyerahkan data klinis ke pemerintah.
Akan tetapi, tidak ada detailnya karena Sinopharm memiliki dua jenis vaksin.