Ilustrasi vaksin corona dari Sinovac

Vaksin Sinovac Tidak Mengandung Boraks dan Jaringan Kera

14 Januari 2021 11:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CoronaVac, vaksin corona Sinovac asal China, jadi salah satu kandidat vaksin yang akan diberikan kepada masyarakat Indonesia. Vaksin ini juga turut diuji klinis di Bandung bersama PT Bio Farma.
Namun, ada segelintir oknum menyebarkan pesan berantai yang menyebut vaksin corona Sinovac ini mengandung bahan-bahan pengawet dan berbahaya, seperti boraks, formalin, serta merkuri.
Pernyataan ini beredar di media sosial dan aplikasi percakapan WhatsApp. Tak hanya itu, dalam narasi itu juga tertulis uji klinis vaksin corona hanya untuk kelinci percobaan, serta mengandung sel vero.
Soal diklaim vaksin hanya untuk kelinci percobaan dikarenakan terdapat tulisan 'Only for Clinical Trial'. Lalu disebutkan juga mengandung sel vero atau dari jaringan kera hijau Afrika.
Ilustrasi vaksin corona dari Sinovac. Foto: Tingshu Wang/REUTERS
Berikut narasi yang beredar:
Coba perhatikan kemasan Vaksin Sinovac Covid-19 yang akan di suntikkan kepada warga. Jelas bertuliskan "Only for clinical trial" (hanya untuk uji coba klinis alias kelinci percobaan).
Dan perhatikan "Composition and Description" Yaitu berasal dari Vero Cell atau jaringan Kera hijau Afrika (jelas tidak halal), kemudian mengandung virus hidup yang dilemahkan, dan mengandung bahan dasar berbahaya (boraks, formaline, alumunium, merkuri, dll).
Belum lagi yang tidak tertulis pada kemasan yaitu tidak ada jaminan tidak tertular penyakit setelah divaksin dan tidak ada jaminan atau kompensasi dari perusahaan Sinovac jika terjadi cedera vaksin atau KIPI pada korban Vaksin. Sumber yang membahas efek samping vaksin Sinovac Covid-19.
Benarkah kabar-kabar di atas? Cek faktanya!
Petugas melakukan bongkar muat vaksin COVID-19 Sinovac saat tiba di gudang vaksin (cold room) milik Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan di Palembang, Senin (4/1/2020). Foto: Nova Wahyudi/ANTARA FOTO
Sekretaris Perusahaan Bio Farma, Bambang Heriyanto, memberikan klarifikasi atas tulisan 'only for clinical trial' yang terdapat pada kemasan vaksin Sinovac.
Ia menjelaskan, tulisan tersebut hanya digunakan untuk uji klinsi fase 3 di Bandung. Dan bukanlah untuk vaksin yang akan didistribusikan kepada masyarakat.
"Kemasan vaksin COVID-19 untuk uji klinis akan berbeda dengan vaksin yang akan digunakan untuk program vaksinasi. Vaksin yang akan dipakai di program vaksinasi akan berbentuk single dose," ucap Bambang dalam konferensi persnya, Minggu (3/1).
Selanjutnya ada klaim vaksin Sinovac mengandung sel vero yang berasal dari kera hijau Afrika dan tidak teruji kehalalannya. Namun, Bambang memastikan vaksin ini sama sekali tidak mengandung sel tersebut.
"Vaksin Sinovac tidak mengandung vero cell. Sel vero hanya digunakan untuk pengembangan kultur virus untuk proses perbanyak virus sebagai bahan baku vaksin. Kalau tidak ada media kultur, tentu virusnya akan mati dan tidak bisa untuk bahan baku," jelas Bambang.
Boraks, formalin, dan merkuri disebut ikut menjadi kandungan dalam vaksin Sinovac. Namun, Bambang secara tegas menepis kabar tersebut.
"Vaksin ini juga tidak menggunakan pengawet dalam proses produksinya. Sehingga, tidak ada boraks, formalin, atau merkuri," tegasnya.
Vaksin Corona Sinovac Mengandung Boraks? Foto: Antara dan kumparan
Vaksin Sinovac dalam proses produksinya menggunakan metode inactivated virus, atau memakai platform virus yang sudah dimatikan, bukan dilemahkan.
Selain itu juga, vaksin Sinovac yang akan diberikan ke masyarakat dipastikan telah melewati serangkaian tahapan pengembangan dan uji klinis yang ketat. Sehingga, dipastikan terjamin keamanan, kualitas, dan efektivitasnya.
Saat ini, vaksin Sinovac telah didistribusikan ke 34 provinsi jelang proses vaksinasi yang akan dimulai pada pekan kedua dan ketiga Januari 2021.
Infografik jadwal kedatangan vaksin ke RI. Foto: kumparan
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten