Vaksinolog: Semua Vaksin Corona Terdampak Efektivitasnya oleh Varian Delta

5 Agustus 2021 17:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penampakan varian Corona Delta terungkap. Foto: Dok. Jason Roberts/VIDRL - Doherty Institute, 2021
zoom-in-whitePerbesar
Penampakan varian Corona Delta terungkap. Foto: Dok. Jason Roberts/VIDRL - Doherty Institute, 2021
ADVERTISEMENT
Vaksinolog sekaligus influencer dr. Dirga Sakti Rambe mengungkapkan seseorang tetap bisa terinfeksi COVID-19 meski mereka sudah divaksin.
ADVERTISEMENT
Apalagi, kini di Indonesia dan banyak negara varian Delta menyebar dengan ganas hingga menyebabkan kasus positif begitu melonjak.
“Jadi itu biasanya [masih bisa kena karena] jumlah paparan virusnya besar sekali. Jadi antibodi kita tidak cukup kuat untuk menahan. Atau, kan, orang setelah divaksin enggak langsung kebal,” kata dr. Dirga dalam dialog virtual 'Kejar Vaksinasi Demi Indonesia Lebih Sehat' dilihat dari YouTube Forum Merdeka Barat 9, Kamis (5/8).
“Orang itu biasanya kebal 2-4 pekan setelah vaksinasi kedua. Dan sekarang kita hadapi varian Delta, yang semua vaksin itu efektivitasnya terdampak,” imbuh dia.
Meski semuanya terdampak, ia menegaskan semua jenis dan merek vaksin corona yang ada tetap efektif. Terlebih untuk mencegah terjadinya perburukan atau kematian pada pasien COVID-19.
ADVERTISEMENT
Ia pun mengingatkan tujuan utama vaksinasi adalah mencegah perburukan pada pasien corona. Termasuk juga harapan seseorang yang terpapar COVID-19 usai divaksin tidak perlu sampai masuk RS atau wafat.
Seorang anak menerima vaksin COVID-19 Sinovac di Sentra Vaksinasi COVID-19 khusus anak di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Sabtu (24/7). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
“Tapi masih efektif terutama cegah COVID-19 berat dan kematian. Oleh karena itu, orang yang sudah divaksin masih bisa kena COVID, tapi karena sudah punya antibodi maka kemungkinan COVID berat itu sangat kecil,” terang Dirga.
“Kalau pun kena ringan, bisa isoman. Tidak sampai harus masuk ICU, pakai ventilator dan mengakibatkan kematian. Makanya pemerintah selalu bilang vaksinasi tetap harus sama 5M agar maksimal,” tandasnya.