Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1

ADVERTISEMENT
Riset menjadi penting dalam penanganan pandemi COVID-19 . Setiap varian memiliki karakteristik berbeda, sehingga penanganannya pun akan berbeda.
ADVERTISEMENT
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, membeberkan hasil riset yang telah dilakukan. Ternyata, infeksi varian Delta empat kali lipat lebih berisiko kematian dibandingkan dengan Omicron .
"Terkait dengan Rumah Sakit kami sampaikan sekali lagi bahwa kita sudah melakukan penelitian terhadap pasien-pasien COVID-19 yang meninggal dan jika sudah mengamati bahwa pasien COVID-19 yang terkena varian Delta memiliki kans empat kali lebih tinggi memiliki risiko empat kali lebih tinggi untuk dibandingkan dengan pasien-pasien yang terkena Omicron," ungkap Budi Gunadi dalam jumpa pers virtual, Senin (14/3).
Mencegah infeksi yang berujung kematian, Budi Gunadi menekankan pentingnya untuk segera mendapatkan vaksinasi COVID-19. Dia mengajak semua pihak untuk mendorong yang belum mendapatkan vaksin untuk segera divaksin.
Menurutnya, vaksin merupakan cara yang paling ampuh untuk mencegah kematian karena COVID-19. Pada kenyataannya, vaksinasi juga dapat mengurangi angka pasien yang ada di rumah sakit.
ADVERTISEMENT
"Bagaimana caranya kita bisa mengurangi orang yang masuk rumah sakit dan orang yang meninggal adalah dengan memastikan percepatan vaksinasi, khususnya untuk lansia, ayah, Ibu, kakek, nenek kita yang usia di atas 60 tahun," kata dia.
"Karena sudah terbukti mereka adalah orang-orang atau segmen populasi yang sangat rawan untuk masuk ke rumah sakit dan untuk meninggal," tandasnya.
Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara diresmikan Senin (24/2). Danantara dibentuk sebagai superholding BUMN dengan tujuan mengoptimalkan kekayaan negara melalui investasi strategis. Aset yang dikelola Rp 14.659 triliun.